Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyelami Pergerakan Pemuda di Museum Sumpah Pemuda dan Museum Kebangkitan Nasional

28 Oktober 2011   17:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

”Ada gak ya Museum Sumpah Pemuda?” pertanyaan yang terlontar Oktober 2009 lalu ini mengingatkan pada pertanyaan senada tentang keberadaan museum Kebangkitan Nasional th 2007. Setelah berembug dan mencapai kata sepakat, satu Sabtu pagi kami bertemu di depan Museum Sumpah Pemuda.

Secara kasat mata museum yang menempati bekas rumah Sie Kong Liong yang pernah disewa dan dijadikan asrama oleh pelajar sekolah dokter pribumi STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Tempat ini juga menjadi tempat pertemuan pergerakan pemuda dari dari berbagai daerah sehingga disebut juga Indonesische Clubgebouw (rumah perkumpulan Indonesia), serta menjadi tempat latihan kesenian yang dikenal dengan nama Langen Siswo. Rumah yang berdiri dipinggir Jl Kramat Raya ini secara kasat mata tidak terlihat sebagai bangunan yang menyimpan cerita bersejarah.

[caption id="attachment_144695" align="aligncenter" width="550" caption="menyimak peta kongres pemuda 2 (dok. koleksi pribadi)"][/caption] Meski hari itu 5 (lima) hari menjelang peringatan Sumpah Pemuda yang ke-81, tidak terlihat pengunjung lain selain seorang satpam yang mempersilakan kami masuk, empat orang tukang bangunan yang sedang bekerja di halaman belakang dan kami bertiga. Merah putih berkibar dengan gagahnya di ujung tiang bendera yang tertancap tepatdi depan gedung. Seperangkat kursi tamu dari kayu ditempatkan di beranda depan di atas ubin bercorak kembang. Di tempat inilah berlangung Kongres Pemuda II (27-28 Oktober 1928) yang membahas peranan pendidikan kebangsaan dan kepanduan untuk menumbuhkan semangat kebangsaan. Dari kongres inilah lahir ikrar para pemuda yang dikenal dengan Sumpah Pemuda serta untuk pertama kalinya Indonesia Raya diperdengarkan oleh penggubahnya WR Supratman. Diorama kegiatan kongres ditampilkan di beranda belakang museum. Sebelum difungsikan menjadi museum, gedung ini sempat digunakan oleh Inspektorat Bea dan Cukai.

[caption id="attachment_144694" align="aligncenter" width="550" caption="diorama: WR Supratman memperdengarkan Indonesia Raya dengan biolanya (dok. koleksi pribadi)"][/caption] Berada di pinggir jalan besar yang ramai, ternyata bukan jaminan pengunjung akan ramai bertandang ke sini. Untuk menarik minat pengunjung, dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda ke-83; mulai hari ini (28/10) dilangsungkan pameran seputar ketua kongres pemuda Sugondo Djojopuspito hingga 11 November 2011. Selama pameran, museum dibuka setiap hari dan pengunjung tidak dikenai biaya masuk.

Dari museum Sumpah Pemuda, kami lanjut mengunjungi (kembali) Museum Kebangkitan Nasional yang berada di belakang RSPAD Gatot Subroto. Menempati bangunan ex STOVIA , tempat orang pribumi menimba ilmu untuk menjadi dokter. Di sekolah inilah para pemuda terpelajar yang berasal dari berbagai daerah berkumpul dan memulai pergerakan nasional. Hingga 20 Mei 1908 gerakan Budi Utomo yang dipelopori oleh beberapa mahasiwa STOVIA pun lahir di tempat ini. Tanggal lahir Budi Utomo inilah yang setiap tahunnya diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional.

[caption id="attachment_144699" align="aligncenter" width="350" caption="pengunjung membaca propaganda Studiefonds di Museum Kebangkitan Nasional (dok. koleksi pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_144700" align="aligncenter" width="550" caption="ruang kuliah kedokteran STOVIA (dok. koleksi pribadi)"][/caption]

[caption id="attachment_144697" align="aligncenter" width="550" caption="sejarah Budi Utomo (dok. koleksi pribadi)"][/caption] Di museum Kebangktikan Nasional, kita bisa menyaksikan beragam koleksi sejarah seperti berabagai peralatan kedokteran hingga kamera tua, diorama, ruang kuliah kedokteran, beragam koleksi foto, patung dan lain sebagainya. Info penting buat yang ingin mengunjungi kedua museum ini, biasanya pengelola memberikan keluasan dengan tidak menarik tiket masuk jika saat berkunjung bersamaan dengan berlangsungnya pameran di museum. Mungkin itu adalah salah satu cara pengelola museum untuk berpromosi dan menarik pengunjung untuk datang. Padahal jika tak ada pameran pun, harga tiket masuk ke setiap museum sudah sangat murah (Rp 2,000/pengunjung dewasa).

Museum Sumpah Pemuda

Jl Kramat Raya No 106

Jakarta Pusat

Jam buka :

Selasa - Minggu (pk 09.00 -15.00)

Senin & hari libur nasional libur

HTM: Dewasa Rp 2,000, Anak-anak Rp 1,000

Museum Kebangkitan Nasional

Jl Abdulrahman Saleh No. 26, Jakarta Pusat

Jam Buka :

Selasa - Kamis (pk 08.30- 15.00)

Jumat (pk 08.30 - 11.00)

Sabtu - Minggu (08.30 - 14.00)

Senin & hari libur nasional libur

HTM : Dewasa Rp 2,000, Anak-anak Rp 1,000

Selamat hari Sumpah Pemuda! [oli3ve]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun