Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Son of God, Memandang Yesus dari Bilik Kubur

7 April 2014   23:26 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:57 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berapa banyak pendeta, pastor, majelis jemaat, tua-tua jemaat, guru injil, pemuji dan pelayan yang punya reputasi tinggi dalam melayani Tuhan yang jatuh karena kena senggol godaan dunia? Senggol-senggolan itu dimulai dari hal sederhana. Lewat intensitas pertemuan di ruang konseling, dari ruang pengakuan dosa berlanjut pada curhat lewat sms/bbm, telepon tebar pesona dengan beragam janji surga hingga terjadilah kenikmatan dunia yang melenakan. Mulailah membangun imaji sebagai pertahanan bahwa tak ada yang tahu, tak ada yang melihat, mari kita jalani. Heiiiii! God knows! Tunggu waktuNya, Dia pasti akan membuka tabir itu lebar-lebar entah lewat keluarga, teman, rekan sepelayanan atau orang yang dipilihNya.

Masih ingat kasus Pastor Herman dari NTT yang heboh beberapa waktu lalu? Itu adalah salah satu contoh kasus yang membuka mata dunia. Masih banyak yang ditutupi dan menyangkut orang-orang yang memegang peranan penting dalam organisasi gereja dan pelayanannya pun tak biasa-biasa. Jangan berharap akan muncul nama-nama mereka di tulisan ini karena laman ini bukan blog gosip! Mari kita introspeksi diri masing-masing, jangan sampai naik mimbar berapi-api menyampaikan firman, maju ke depan altar untuk memberkati umat tapi berkat itu tertahan di tangan karena perbuatan kita yang tak seturut panggilan pelayanan. Kasihan umat yang berdoa kusyuk tapi berkatnya tertahan.

Mungkin anda bertanya, lalu apa hubungannya dengan judul tulisan Memandang Yesus dari Bilik Kubur? Seberapa sering anda berkunjung ke kuburan kerabat? Biasanya orang melakukan ziarah jelang hari besar keagamaan, ya minimal setahun sekali kan? Ketika pelayanan itu dilakukan hanya sebatas agar terlihat elok dari pandangan luar tanpa mengindahkan rambu-rambu dari Tuhan, sama saja dengan menyampaikan berita kepada orang mati. Secara fisik dia bernapas, tapi rohnya mati gimana mau menangkap apa yang disampaikan? Lebih parah lagi, yang menyampaikan pun setali tiga uang.

[caption id="attachment_330597" align="aligncenter" width="486" caption="Ada nama Yesus di kuburan (dok. koleksi pribadi)"]

13968619781532652689
13968619781532652689
[/caption]

Ada yang tersinggung? Ini adalah kenyataan yang terjadi di sekeliling kita, hanya saja kita lebih senang memposisikan diri di tempat yang aman dan tak mau melangkah dari sana. Ketika ada saudara kita yang jatuh, ramai-ramailah ikut mengecam seakan kita yang paling benar. Contoh paling sederhananya begini, anda pernah ke Museum Taman Prasasti? Di taman pemakaman itu, terdapat makam serta prasasti orang dari berbagai pemeluk agama. Kalau kita menghampiri makam orang kristen, akan terbaca petikan ayat alkitab terpatri di atas prasastinya; secara kebetulan di taman itu juga terdapat tiga orang pastor. Buat siapa ayat-ayat itu dituliskan? Yang pasti si mati sudah tak bisa membacanya lagi tapi ditujukan kepada peziarah yang berkunjung ke makam dia bukan? Nah, kalau yang melayani di gereja orang yang rohnya mati dan yang dilayani rohnya juga mati, apa bedanya dengan berkunjung ke makam orang kristen dan belajar aya-ayat alkitab lewat prasasti mereka? Yuk, mari jujur pada diri sendiri.

Dalam Yohanes 15:1-8, Yesus berbicara tentang Pokok Anggur yang Benar. Ranting yang kering akan dibuang untuk memberikan pertumbuhan kepada pohon anggur agar menghasilkan buah; demikian juga hidup manusia. Untuk dapat dipakai Tuhan dengan luar biasa, maka sisi kehidupan kita yang tak seturut kehendakNya akan dipangkas, dibuang dan dicampakkan ke dalam perapian. Proses itu menyakitkan, ibarat bejana tanah liat yang proses pembuatannya melalui beberapa tahap. Dari sebongkah tanah liat tak ada artinya, dibanting-banting diperciki air dibuat menjadi adonan, dibentuk seturut kehendak penjunannya, jika bentuknya nggak sesuai dilebur lagi hingga berbentuk adonan, dijemur, dibakar, dicat, diberi pemanis hingga menjadi guci antik yang dipajang di galeri dengan harga yang mahal.  Lewat proses pembersihan ini, engkau akan merasa ditinggal sendiri,  saudaramu akan menjauh, satu per satu kawan akan menghindar, hartamu akan habis dan lain sebagainya. Pertanyaannya sekarang adalah, masihkah kita akan mengatakan Tuhan itu baik ketika Tuhan ijinkan proses ini terjadi dalam kehidupan kita?

Son of God ditutup dengan kesedihan Yohanes dalam kesendiriannya di Pulau Patmos mengenang perjalanannya dengan saudara-saudaranya bersama Yesus mengajar orang banyak ketika Yesus menampakkan diri kepadanya. Dia merasa hanya menanti kematiannya, dengan tersenyum Yesus memandangnya dan berkata,”Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Pada akhirnya, Yohanes kembali bersemangat untuk mengabarkan berita keselamatan; di Pulau Patmos ia menulis kitab Wahyu.

Tulisan ini dibuat berdasarkan refleksi pribadi dalam menjalani masa pra paskah, tak bermaksud untuk memojokkan pihak-pihak tertentu. Lewat minggu pra paskah ini, mari merefleksikan karya penyelamatan, kasih dan pengorbanan Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari. Salam penjelajah kubur [oli3ve].

**Bagi yang sudah khatam dengan The Passion of Christ, jangan membangun harap yang terlalu tinggi untuk menikmati Son of God seperti film garapan Mel Gibson.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun