Cheng Ho (Zeng He) sangat dihormati di Tiongkok pula di Indonesia, diharapkan lewat program wisata Jalur Samudera Cheng Ho (JSC) dapat meningkatkan angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) khususnya Tiongkok ke Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya di ruang makan Golden Cheng Ho II seusai peluncuran program wisata JSC di Kawasan Wisata Golden City, Bengkong, Batam, Sabtu (21/02/2015) lalu.
Lebih lanjut Arief Yahya mengatakan jumlah wisman Tiongkok sekitar 100 juta, tapi yang datang ke Indonesia baru sekitar 1 juta. Jika dibandingkan dengan Thailand yang mencapai 5 juta, Indonesia masih kalah. Wisata kemaritiman di Indonesia belum maksimal karena baru menyasar 60% wisata, 30% wisata laut dan sisanya 10% alam bawah laut.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono Soesilo dalam sambutannya mengatakan Tiongkok menghormati akar dan jejak budayanya, sehingga JSC menjadi peluang Indonesia untuk menyasar wisman dari Tiongkok. Akulturasi budaya tercipta lewat kedatangan pedagang Tiongkok ke Indonesia yang memperkaya khasanah budaya Indonesia yang dapat dilihat dari ragam motif batik, kuliner, seni dan tari, arsitektur, niaga maupun pertanian.
[caption id="attachment_399352" align="aligncenter" width="486" caption="Menpar Arief Yahya memberikan penghargaan kepada Tek Po (dok. koleksi pribadi)"]
Dilihat dari letaknya yang strategis dan sebagai pintu gerbang masuk Indonesia tersibuk ketiga setelah Jakarta dan Bali; menjadi salah satu pertimbangan dipilihnya Batam sebagai tempat peluncuran program JSC. Pertimbangan lainnya adalah, Batam telah mengembangkan wisata bahari tematik Cheng Ho yang dikelola oleh Golden View sejak 2010. Karenanya pada kesempatan tersebut, pemerintah juga memberikan penghargaan kepada Tek Po sebagai pemilik Golden Cheng Ho II.
Golden Cheng Ho II yang dibuat di Tiongkok pada 1991 ini, sebelumnya dioperasikan di Singapura dan ditawarkan dalam paket wisata cruise. Kapal berkapasitas 30 orang penumpang tersebut dibeli dan dibawa ke Batam oleh Tek Po pada 2009 lalu dioperasikan di kawasan wisata Golden City yang dikelolanya.
Kurang lebih 600 tahun lalu, Laksamana Cheng Ho memulai perlayaran muhibahnya untuk menemukan lahan baru dengan mengemban misi perdamaian, perdagangan, diplomatik dan persahabatan. Sejarah mencatat Sang Laksamana melakukan 7 (tujuh) kali pelayaran besar melintasi samudera memimpin 300 armada untuk menyebarkan pengaruh Cina ke setiap tempat yang dilintasinya.
Jejaknya sejarah perjalanan Cheng Ho masih dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia yang pernah menjadi tempat persinggahannya. Destinasi wisata potensial yang menarik minat para pemerhati dan penikmat sejarah, karenanya pemerintah optimis program wisata JSC dapat mendorong pariwisata Indonesia berbasis sejarah maritim Indonesia dan meningkatkan angka kunjungan wisata khusunya ke Kepulauan Riau dan Indonesia pada umumnya. Ke depannya, JSC akan dibuka di 9 (sembilan) destinasi wisata lainnya yakni Aceh, Palembang, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Semarang, Cirebon, Surabaya, dan Bali. Saleum [oli3ve].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H