Disruptive economy akan mempengaruhi daya beli masyarakat, karena mereka akan lebih selektif dengan uangnya, fokus dulu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, peluang Indonesia  untuk mempengaruhi resesi global pada tahun 2023 kecil. Surplus  perdagangan Indonesia pada  Agustus 2022 masih menunjukkan peningkatan aktivitas manufaktur yang akan menyelamatkan negara dari jurang resesi.Â
Kedua faktor tersebut berpeluang menjadi katalis positif bagi perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian arus keuangan global.Â
Menurut prakiraan beberapa lembaga keuangan global seperti IMF dan  Bank Dunia, perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh di kisaran 5,1-5,2 persen pada tahun 2022.Â
Namun, Sri Mulyani mengingatkan pemerintah Indonesia untuk tetap waspada dalam pelaksanaan kebijakan fiskal dan fiskal dalam negeri. kebijakan moneter. politik untuk menghindari resesi.Â
Menaikkan suku bunga untuk memerangi kenaikan inflasi telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan bahkan melambat. Meski resesi global diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia pada 2023, pemerintah tetap perlu menerapkan kebijakan proaktif dan mengantisipasi potensi krisis.
Menurut saya, salah satu cara untuk menghadapi resesi ekonomi global yang diperkirakan terjadi pada tahun 2023 adalah dengan meningkatkan daya saing perekonomian nasional dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur serta mendorong investor untuk berinvestasi di Indonesia.Â
Ini menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus meningkatkan sumber PNBP dan PNBP seperti ekspor dan pariwisata. Hal ini  mengurangi ketergantungan negara pada sektor tertentu dan mengurangi risiko  penurunan pendapatan pemerintah.Â
Kita memperkuat sektor riil, seperti  manufaktur dan pertanian, sehingga  memperkuat perekonomian negara secara signifikan.Â
Pemerintah harus mendorong inward investment untuk mengurangi ketergantungan pada investasi asing yang cenderung tidak stabil.Â
Pemerintah harus menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat untuk memperkuat perekonomian negara. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui belanja yang ditujukan untuk memperkuat sektor-sektor penting, sedangkan kebijakan moneter dapat dilakukan melalui penurunan suku bunga atau melakukan kebijakan lain yang  meningkatkan likuiditas  pasar.Â