Sebuah keluaga kecilyang tidak menonjol di pelosok sebuah desa pinggiran kota, yang hanya yang terdiri dari hanya Ruwat Sengkolo , duda hampir paruh baya, dengan kakeknya, Mbah Soimun, tiba menjadi perhatian masyarakat luas dan menjadi sumber pergunjingan serta keributan.
Keributan itu membuat pak jangkep, bapaknya Pak Ruwat yang merantau berkeja di Jakarta, mendadak pulang. Ki janggan , Gurunya Ruwat , Entah dalam urusan perguruan apa dan bagaimana, terpaksa nongol juga. juga muncul Alek Sarpin , Aktifis dan Mahasiswa, yang menjumpai ada keanehan tertentu di rumah Ruwat.
Sebenarnya lakon ini hanya mengisahkan beberapa jam siang hari situasi di belakang rumah ruwat, namun dalam siang itu terdapat malam hari yang remang, bahkan gelap, dan mesterius. Hadir Brah Abodon yang tidak menentu sosoknya, yang kabarnya ada kaitannya dengan Malaikat Isrofil, atau entah mahluk apa lainnya yang bukan manusia.
Sejumalah anak muda yang di sebelah rumah ruwat, yang juga para pemain musik, jadi terlibat. karena keributan masyarakat umum menuding Ruwat dengan bermacam - macam spekulasi: Ruwat gila, mau bunuh diri, Dukun tiban, bertapa karena mencari pesugihan, bahkan beredar juga isu bahwa Ruwat akan tampil di Pilkades.
Keributan memuncak ketika petugas kepolisian datang untuk menangkap Ruwat karna di tuduh meresahkan masyarakat serta melanggar undang - undang. Sejumlah kelompok mendukung tindakan aparat keamanan Pemerintah karena menurut mereka Ruwat mengaku Nabi dan Rasul.
Pak lurah Sangkem turun tangan. Pak Janggepmarah karena membela martabat anaknya. Alex coba melakukan persepsi, analisis dan penyingkapan terhadap penangkapan itu. Ki Janggan pasang badan. Brah Abadon melintas-lintas dengan suara langitnya. Mbah Soimum terombang ambing antara bingung dan geli karena perkembangan fikiran manusia dan zaman yang semakin tak bisa di ikutinya.
Ruwat sendiri secara kasat mata berlaku aneh dan agak gila  . Tetapi secara muatan sesungguh tampak upayanya untuk bersikap terhadap keadaan-keadaan dan negaranya, yang menurut dia sudah terlalau busuk, bobrok dan hancur. Sehingga tidak mungkin di atasi oleh ILMU, Perangkat Hukum, Revolusi sosial atau apapun.
Ruwat sangat menyakini Tahun 2012, yang di percaya banyak orang sebagau Tahun. Kiamat, sabenarnya adalah awal dari tindakan Tuhan kepada Indonesia, yang tingkat dan kompilasi problemnya bisa di atasi dengan kepemimpinan yang setingkat, sepadat dan sekuat Nabi atai Rasul.
Mbah Nun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H