Mohon tunggu...
Black Horse
Black Horse Mohon Tunggu... -

Black Horse; Nomaden, Single Fighter Defence.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masa Depan Mesir Ditentukan Jumat Besok

25 Juli 2013   14:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:03 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1374744539984584649

[caption id="attachment_268633" align="alignleft" width="573" caption="Pendukung Morsi. Photo, Press TV"][/caption] Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mesir Jenderal Abdel Fattah al-Sisi pada Rabu, 24/07/13, mengajak rakyat Mesir turun ke jalan-jalan seantero negeri untuk memberikan kepadanya, tentara dan polisi sebuah mandat guna mengatasi kekerasan yang terus melonjak sejak tergulingnya Presiden sah Mohamed Morsi, sekaligus untuk menekan gerakan Ikhwanul Muslimin. Seruan al-Sisi itu diamini oleh oposisi pendukung kudeta militer 3 juli silam. Gerakan Tamarrud yang mengorganisasi demo 30 Juni menyambut baik ajakan militer dan menyerukan pendukungnya turun ke jalan pada Jumat besok. Di pihak lain, Ikhwanul Muslimin dalam pernyataannya menyebut seruan itu sebagai ancaman untuk perang saudara. "Seruan al-Sisi itu sangat berbahaya. Itu tak ubahnya sebagai ancaman untuk perang saudara," demikian pernyataan Ikhwanul Muslimin sebagaimana dikutip oleh al-Alam, Kamis, 25/07/13. Essam el-Erian, wakil ketua sayap politik Ikhwanul Muslimin, partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) mengatakan, "Ancaman militer tidak akan menghentikan jutaan rakyat yang terus berkumpul." Essam el-Erian menyebut Jenderal Sisi pemimpin kudeta yang membunuh wanita, anak-anak dan mereka yang tak berdoa. Menariknya adalah partai an-Nour, sayap politik Salafi dukungan Arab Saudi yang mendukung kudeta, tetap bermain culas memanfaatkan situasi dengan mengimbau pendukungnya agar berdiam diri di rumah untuk tidak memihak militer juga Ikhwanul Muslimin. Gerakan Ikhwanul Muslimin, yang telah 26 hari berunjuk rasa, tetap menyerukan semua pendukungnya untuk turun memenuhi jalan-jalan di Kairo dan seluruh kota-kota provinsi mulai Rabu hingga seterusnya. Bahkan aliansi Pendukung Legalitas Presiden Morsi yang merupakan gabungan dari 30 partai berhaluan Islam kecuali partai Salafi an-Nour juga menganjurkan demo pada Jumat menandingi demo jenderal al-Sisi. Dari kacamata politik, panggilan demo dari panglima militer untuk turun ke jalan-jelan pada Jumat besok, 26/07/13, merupakan mandat untuk membangkitkan sebuah perang saudara. Bahkan seruan itu merupakan ulangan ultimatum 48 jam sebelum militer menggulingkan presiden Mohamed Morsi dari tampuk kepresidenan. Dan hari Rabu, 24/07/13, sampai Jumat, 26/07/13, merupakan bentuk permulaan konfrontasi dengan ultimatum 48 jam bagi lawan-lawanyan al-Sisi untuk berfikir bergabung dengan pemerintah sementara. Sebuah peringatan hasil dari kejelian, penelitian serta kecerdasan sang Jenderal untuk kembali membuktikan kesetiaan jajaran militer dari tingkat elit hingga tamtama untuk menentukan sikap dan kesiapan diri menghadapi resiko apapun yang dilemparkan al-Sisi terhadap mereka. Menariknya lagi, seruan itu dilakukan al-Sisi beberapa pekan setelah Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton melakukan kunjungan ke Mesir, sebuah kunjungan yang tentu saja mengejutkan semua orang, disaat gejolak memnucak di negeri Firaun itu. Bahkan kedatangan Ashton ke Mesir, secara khusus membawa paket agenda khusus dari Uni Eropa untuk menjadikan Mesir yang demokratis dengan menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas dan adil tiga bulan ke depan. Namun tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh Ikwanul Muslimin. Mengapa seruan al-Sisi adalah mandat perang saudara? Sebab demo itu tidak hanya akan berlangsung di jalan-jalan Kairo, tapi di seluruh negeri meliputi, Alexandria, Aswan, Mansoura dan kota-kota lain di Mesir. Demo yang membawa pesan tandingan kemana akhirnya rakyat akan berpihak. Sebuah pesan tandingan kemana arah demokrasi dukungan rakyat, kepada militer atau Ikhwanul Muslimin. Al-Sisi juga ingin menegaskan loyalitas dan tes kesetiaan tentara kepada korps militer, sebab selama ini banyak muncul rumor perpecahan antar elit tentara. Dan hari Jumat besok akan menjadi bukti loyalitas tentara atau sebaliknya, dengan kesetiaan ditempatkan di garis depan. Dan hari Jumat besok, Jenderal al-Sisi akan menetapkan hukum kepada orang-orangnya sendiri, dan kekuatan militer akan berbicara  dipihak mana. Dan hal itu bisa jadi berdarah-darah dan tumpah darah, dan bisa jadi benar-benar sebuah fenomena mengerikan, tapi di sisi lain hari Jumat besok adalah benar-benar penentuan rakyat mesir atas pilihannya, militer atau Ikhwanul Muslimin. Jadi kita tunggu hari Jumat besok. [BH]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun