Peristiwa berdarah di Suriah yang diakibatkan oleh pecahnya perang saudara di negeri itu sejak tahun lalu, telah berimbas sangat fatal bagi kelangsungan hidup rakyatnya. Hingga saat ini telah membunuh ribuan rakyat Suriah yang tidak berdosa.
Selanjutnya, pembantaian berdarah di Mesir yang baru berjalan kurang dari dua bulan, juga tidak kalah sadisnya jika dibandingkan dengan peristiwa berdarah di Suriah.
Begitulah prolog artikel pak Maskur A. Baddal, yang pernah bermukim di negeri kinanah/Mesir +/- 30 tahun, sebuah waktu yang sangat lama untuk mematangkan seseorang dalam menganalisa gejolak terutama di Timur Tengah.
Sejenak saja berfikir dan tak perlu waktu sekian tahun untuk merenung, peristiwa berdarah-darah di Suriah disulut oleh negara Adi Kuasa dengan menggunakan alisansi regional Arab-Arab berigal termasuk Arab Saudi, Qatar dan Turki untuk menjatuhkan Assad, singa Arab yang tersisa. Untuk itu Saudi, Qatar dan Turki memanggil semua kekuatan luar, elemen-elemen berkedok agama untuk ikut serta dalam perang yang di atur dari luar itu. Sejak itu, terjadilah pemberontakan, pembantaian, bom bunuh diri menjijikkan yang dilakukan Takfiri didikan mereka yang yang di ekspor dari berbagai Negara, mulai dari al-Qaeda Afghansitan hingga Chehcen, Taliban Indonesia yang bergabung dan membentuk Front yang disebut Front an-Nusra yang mayoritas anggotanya adalah warga asing, bandit-bandit warga negara asing dan tukang jagal warga asing dan bukan warga Suriah.
Sekarang, pembantaian di Mesir-pun di dalangi oleh negara dan kekuatan yang sama dan elemen-elemen yang sama, dengan bantuan Saudi Arabia, hanya saja bedanya disini Turki dan Qatar seakan-akan menunjukkan "slow down", tapi bukan berarti mereka kemudian akan mendukung 100 persen Ikhwanul Muslimin, bahkan sebaliknya, ini adalah permaian dan game yang di buat oleh kekuatan adikuasa untuk membuat Ikhwanul Muslimin tunduk dengan pola dan skema permainan adikuasa, (Anda bisa catat, kelak Turki dan Qatar juga akan menunjukkan wajah asli terhadap IM).
Berikut elemen eleman takfiriyah yang menghancurkan Suriah juga menghancurkan Mesir, kelompok Salafi Takfiri berkedok agama.
http://www.reuters.com/article/2013/08/19/us-egypt-protests-qaeda-analysis-idUSBRE97I0I020130819
Analysis: Egyptian crackdown hands al Qaeda new lease on life
http://www.globalresearch.ca/egypt-al-qaeda-and-muslim-brotherhood-mobs-burn-christian-coptic-churches/5346207
http://www.investigativeproject.org/4124/muslim-brotherhood-burns-churches-scapegoats
Padahal, pak Baddal sangat fasih dengan istilah Stick and Carrot, dan ini dipakai dalam diplomasi dan sebagai langkah simple tapi efeknya sangat membunuh. Maka penganalisa perlu melihat lebih dalam lagi, menukik kedalam kasus yang ada di Mesir. Permasalahanya bukan hanya pembantian, tapi juga plot atau skema besar yang dimainkan oleh tangan-tangan luar untuk menguasai regional, jadi terlalgu gegabah dan sembrono jika hanya membaca kasus dalam skup dalam negeri atau partai yang ada. Jika ini yang Anda baca, Anda gagal memecahkan permasalahan yang terjadi di Mesir, bahkan Anda gagal dalam analisa apapun di Timur Tengah.
[__Bashar Assad adalah Presiden negeri Suriah, yang telah mewariskan kekuasaannya dari sang ayah Hafez Assad lewat suara aklamasi di parlemen Suriah. Terjadinya Arab Spring di beberapa negeri Arab, juga tidak luput menerpa hingga ke negeri Syams ini. Sebab rakyat Suriah sudah sangat tersiksa dengan sistem otoriter yang diterapkan oleh sang penguasa tirani Assad. Demi menghalau protes serta kekuatan yang digalang rakyatnya, Assad tanpa raga-ragu menggunakan berbagai fasilitas militer, untuk membumi hanguskan negeri dan rakyatnya sendiri tanpa pandang bulu, demi mengamankan kekuasaannya.__]