Ini kabar buruk bagi mereka yang digaji uang pajak rakyat untuk melindungi keamanan dan ketenteraman rakyat banyak, namun gagal mengendus cikal bakal teroris di Tanah Air, sebab BAIS, BIN, aparat intelijen negara dan kepolisian kalah jauh dari ketua PBNU.
Menurut laporan Kantor Berita Antara pada Kamis, 22 Agustus 2013, Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Jawa Timur menduga 12 yayasan Islam di sejumlah daerah yang merupakan cikal bakal teroris di Tanah Air. Tak tanggung-tanggung, mereka mengajarkan doktrin pengeboman di Indonesia.
"Kami telah merekomendasikan ke-12 yayasan itu agar dipantau gerakannya, bahkan sebaiknya dibubarkan saja," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj setelah melantik kepengurusan PWNU Jatim 2013--2018 di Surabaya, Kamis, 22/08/13.
Sementara menurut Metrotvnews, Said Aqil Siradj mengatakan, salah satu yayasan itu adalah Yayasan Al-Fitroh, beralamat di Perumahan Galaxi Ruko 26-30, Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya. Yayasan ini diketuai Ainul Haris.
Sementara di Jakarta, ada Yayasan Al-Sofwa, tepatnya di Lenteng Agung, Jakarta Selatan yang diketuai oleh Maman Abdurrahmadan dan Farid Uqbah.
Ajaran salafi Wahabi juga ada di Jalan Kali Tanjung, Kecamatan Grahsan, Cirebon, Jawa Barat. Faham mereka, menurut Said, dibawa naungan Yayasan As-Sunnah.
"Wahabinya bukan teroris, tetapi ajarannya yang radikal itu jika dipoles sedikit bisa mengarah ke teroris. Buktinya, pentolan teroris di Indonesia bersumber dari situ semua," kata Said, sebagaimana dilaporkan oleh Antara.
Bahkan menurut ketua PBNU itu, mereka menganggap ziarah kubur itu bidah dan menuduh warga NU kafir sehingga halal untuk dibunuh.
"Kita hanya bisa menjaga agar warga NU, terutama anak-anak muda agar tidak tertarik kepada mereka. Itu yang akan kita jaga dengan memberi pemahaman yang benar," katanya.
Jika laporan ketua PBNU itu benar, maka polisi nampaknya ingin membangun logika kalau gerakan semacam haus darah itu perlu ada dan diadakan untuk menginfuskan dan menegakkan kembali rasa takut dan rasa tidak aman di tengah masyarakat.
Kritik bilang ini semua isyarat dekadensi. Dunia sedang berputar cepat, revolusi meletus di banyak tempat, dan teve-teve hari-hari ini telah memperlihatkan kalau ketakutan orang banyak pada senjata dan bom ada batasnya, dan ketika batas itu terlampaui, gagal sudah filosofi senjata dan bom, rakyat akan berontak dan akan melawan.