Web series merupakan program serial yang ditayangkan di media yang bekembang dengan sebutan WebTV, beberapa contoh yang sering kita gunakan adalah youtube, netflix, dan WeTV. Series terkhusus ditayangkan perdana melalui platform online seperti dari beberapa contoh yang sudah disebutkan, bukan melalui siaran televisi regular yang bisanya kita gunakan sebelum adanya WebTV. Berhubung webseries merupakan serial, jadi penayangannya dibagi menjadi per episode dengan durasi yang tidak lama, kisaran 20 hingga 40 menitan sehingga penonton tidak bosan, namun web series ditayangkan berdasarkan jadwal, sehingga membuat para penonton dibuat penasaran cerita selanjutnya.
Salah satu WebTV mengangkat sebuah kisah novel yang ditulis oleh seorang wanita dengan nama pena “Mommy ASF” yang menceritakan cerita aslinya bagaimana perselingkuhan yang dilakukan suaminya sendiri, namun agar lebih menarik untuk ditonton, tentunya ada penambahan atau pengurangan cerita tanpa merubah alur cerita. Web series ini berjudul sama dengan novelnya yaitu Layangan Putus yang diproduksi sebagai web series oleh MD Entertainment yang di Sutradarai oleh Benni Setiawan dan di perankan oleh Reza Rahardian, Putri Marino, Anya Geraldine, Frederica Alexis Cull, dan Raquel Katie. Total seluruh ada 10 episode.
Layangan Putus ini menceritakan kisah perselingkuhan yang dilakukan oleh suami bernama Aris yang diperankan oleh Reza Rahardian dengan seorang wanita Bernama Lydia Danira yang diperankan oleh Anya Geraldine. Diawal cerita menampilkan keharmonisan keluarga Aris dan Kinan yang diperankan oleh Putri Marino, dalam cerita mereka memiliki anak yang bernama Raya. Namun, berjalannya waktu, sikap Aris berubah setelah bertemu dengan selingkuhannya yaitu Lydia, yang saat itu juga Kinan sedang mengandung anak keduanya. Kinan yang mengetahui suaminya selingkuh, akhirnya menemukan informasi mengenai selingkuhannya, namun janin yang sedang dikandung Kinan tidak selamat akibat stress dan tekanan darahnya tinggi.
Mengenai perselingkuhan, terdapat teori yang membahas mengenai hal tersebut yaitu Sexual Strategies Theory, yang dimana setiap manusia memiliki pandangan dan strategi dalam menjalankan kehidupan berpasangan. Dilihat dari cara pandang perempuan dengan pria, perempuan lebih banyak pengorbanan ketimbang pria, karena mereka mengandung anak dari berhubungan seksual, sedangkan pria hanya melakukan berhubungan badan. Jika saat perempuan salah memilih pasangan, mungkin bisa saja pasangannya tidak merawat dan kabur dari tanggung jawab. Seperti halnya dalam web series Layangan Putus ini, Kinan yang sedang hamil, namun Aris malah bermain dengan perempuan lain, dan dapat disimpulkan bahwa pria tidak cukup pada satu wanita saja untuk melakukan seks.
Kumala Muhajarah dalam jurnalnya berjudul Perselingkuhan Suami Terhadap Istri dan Upaya Penanganannya yang dimuat di Jurnal Sawwa Vol. 12, Nomor 1, (Oktober 2016) menyatakan bahwa Perselingkuhan umumnya terjadi karena kurangnya ilmu mengenai keagamaan, memudarnya rasa cinta, kurangnya komunikasi satu sama lain, dan ego yang tidak terkendali sehingga tidak bisa mengontrol diri. Perselingkuhan itu sendiri membawa problematika dan dampak yang berkepanjangan hingga berakhir perceraian. Namun itu semua bisa dihindari dengan melakukan pengawasan lingkungan pertemanan antara pasangan juga tidak melakukan hal-hal yang bisa membuat terjadinya perselingkuhan. Dalam KBBI juga menjelaskan, Perselingkuhan ialah (1) suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, tidak jujur, curang, (2) suka menggelapkan uang, korupsi (3) suka menyeleweng.
Kinan direpresentasikan sebagai seorang perempuan yang begitu tanggung jawab, setia, sayang anak, penyabar, dan pengertian. Dilihat dari sikap dirinya ketika mengetahui suaminya selingkuh, ia tetap sabar dalam mengahadapinya, sampai ketika suaminya kecelakaanpun Kinan tetap mendampinginya, padahal dirinya sudah diselingkuin namun tetap menunjukan sikap pengertiannya. Melihat kondisi Kinan juga sangat tidak mudah untuk dijalani, ia diberikan pilihan untuk tetap mengikuti kata hatinya atau emosional demi kepuasan semata.
Oleh Olan Pratama, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
