Alkisah di negeri reformasi
dibanjiri orang-orang berpendidikan tinggi
sebuah permainan menguras emosi
yang sering di tangisi
kadang di kritisi ,di benci tapi tetap di cintai
bukan maksud mengalihkan isu si dani
tapi lebih pada intropeksi diri
Reformasi permainan ini butuh kerja keras diri sendiri bukan hanya institusi
bukan hanya opini seperti si Apung Widadi
saran dan kritik terus masuk ke kantor pssi
entah di dengar atau di buang La Nyalla mattaliti
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!