Mohon tunggu...
Oky Tri Handoko
Oky Tri Handoko Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Saya adalah seorang yang mempunyai hobi menulis, dengan tema apapun dimana inspirasi saya terletak, Saya juga bekerja sebagai seorang content writer. Buat saya, menulis bukan hanya sekedar hobi, tapi passion yang harus diwujudkan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pariwisata Indonesia: Apa yang Salah?

23 Mei 2016   17:36 Diperbarui: 24 Mei 2016   16:21 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup besar untuk menyimpan energi pariwisata yang memadai. Ribuan suku, bahasa, dan sumber daya alam menjadi salah satu legitimasi penting bagi berkembangnya pariwisata Indonesia.

Beberapa daerah yang sudah memiliki nama di kancah domestik bahkan dunia, antara lain Bali, Lombok, Belitung, Bunaken, dan Jogjakarta. Semua itu adalah bukti bahwa Indonesia memiliki hal penting yang memacu berkembangnya sektor pariwisata sebagai penyumbang devisa negara. 

Lalu? Kenapa saat iniIndonesia masih saja terkesan terseok-seok untuk mengembangkan kekuatan utamanya ini? Apa yang belum dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat untuk membuat daerah mereka menjadi daya tarik turis domestik maupun mancanegara?

1. Kebersihan

Salah satu penyebab lambatnya perkembangan pariwisata Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat setempat untuk menjaga kebersihan. Satu contoh yang paling real adalah kepulauan seribu.

Perlahan-lahan, kepulauan di utara jakarta ini mulai menyedot perhatian wisatawan. Sayangnya, fenomena ini tidak didukung dengan pemandangan laut yang apik ketika perjalanan. 

Puluhan sampah yang terbawa dari daratan menjadi pemandangan yang akan mempengaruhi mood para pengunjung. Fakta ini menjadi sebuah fakta menyeluruh. 

Masifnya perkembangan pariwisata, terutawa wisata laut dan pulau, tidak didukung dengan suguhan tempat-tempat yang romantis atau indah. Pengunjung menginginkan sebuah tempat dan pemandangan, bukan hanya kata kata mutiara belaka.

2.  Infrastruktur

Dalam setiap rencana, infrastruktur harus menjadi prioritas nomor 1 untuk dilakukan, Infrastruktur ini harus menjadi kebijakan awal untuk membangun sebuah tempat wisata baru, yang tentunya akan menarik para pengunjung untuk datang.

Infrastruktur ini meliputi akses dan akomodasi pengunjung untuk sampai ke tempat wisata. Inilah yang masih menjadi kendala. Banyak tempat wisata yang indah dan bagus, namun aksesnya masih minim.

Sebagai contoh, Jogjakarta. Mengapa para pengunjung, baik domestik maupun mancanegara, lebih senang berkumpul di pusat kota ketimbang ke daerah lain? Ya, tentu! Akses kesana masih menjadi tanda tanya. 

Untuk ke Pantai Indrayanti, misalnya, setiap orang minimal harus memiliki kendaraaan untuk sampai disana.Lalu, bagaimana dengan orang yang tidak punya? Ya, mereka akan cenderung lebih menetap di sekitar kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun