Mohon tunggu...
Oky Tri Handoko
Oky Tri Handoko Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Saya adalah seorang yang mempunyai hobi menulis, dengan tema apapun dimana inspirasi saya terletak, Saya juga bekerja sebagai seorang content writer. Buat saya, menulis bukan hanya sekedar hobi, tapi passion yang harus diwujudkan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Aku Nggak Mau Cepat Nikah! Ini Alasanku!

22 Agustus 2016   12:23 Diperbarui: 22 Agustus 2016   13:04 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menikah memang menjadi tujuan dari sebuah hubungan yang serius. Terkadang, banyak yang menggambarkan bahwa ketika sepasang sejoli serius satu sama lain, mereka akan segera melangkah ke jenjang berikutnya. Di tambah lagi, ketika kamu sudah masuk usia ideal untuk menikah, banyak orang disekeliling kamu terus melontarkan pertanyaan "kapan nikah?" atau "Kok belum menikah?". Di sini, kadang kamu akan sebal dengan barisan pertanyaan ini. 

Nyatanya, kamu tidak perlu terpengaruh hanya karena tuntutan semacam itu. Menikah adalah proses yang harusnya hanya kamu pertimbangkan dengan serius. Untuk kamu para pria atau wanita yang tidak ingin nikah cepat, berikan alasan ini kepada pasangan kamu. Biarkan si dia mempertimbangkan alasan-alasan yang kamu berikan.

1. Resiko Nikah Muda Untuk Bercerai Lebih Tinggi

Di dalam statistik yang ada, usia yang ideal untuk menikah adalah usia 28 - 32 tahun. Mengapa? Di usia ini, kamu sudah jelas memiliki kedewasaan yang cukup mumpuni dibandingkan dengan usia di bawah kamu. Kamu juga sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan yang cukup untuk membangun rumah tanggamu sendiri. Yang terpenting, kesadaran akan tanggung jawab jauh lebih besar pada usia ini. Jadi, dengan kata lain, di usia ini, no more playing around buat kamu.

2. Perencanaan Kamu Jelas dan Terperinci

Ketika kamu memutuskan untuk menikah di usia matang, hal yang paling jelas menjadi pembeda adalah kematangan kamu dalam merencanakan masa depan rumah tanggamu. Di titik ini, kamu sudah memiliki pemikiran dan perencanaan yang jelas hendak dibawa kemana atau hendak dibentuk seperti apa keluargamu nanti. Perencanaan ini mencakup tabungan dan kekuatan finansial yang mumpuni. Ibarat penerjun, kamu sudah paham koordinat yang akan kamu jadikan landing area.

3. Istilahnya Kamu Sudah Tahu Baik-Buruknya Pasangan

 Ada istilah "semakin jauh kapten dan anak buah berlayar, semakin tahu kapan mereka mabuk laut". Nah, ketika kamu memutuskan untuk menikah pada usia matang, jelas masa pacaran atau masa bersama sebelum pernikah menjadi ajang untuk mengenali baik dan buruknya pasanganmu. Jadi, kamu tidak akan heran kalau ternyata pasangan kamu tidurnya ngorok atau ternyata pasanganmu takut gelap. Hal ini jelas bisa kamu pelajari lebih dalam ketika masa persiapan pra-pernikahan. 

4. Pra-Pernikahan Masa Menyelesaikan Studi

Nah, ketika kamu masih ingin menyelesaikan studi S1 atau S2 kamu, hendaknya kamu gunakan waktu pra-pernikahanmu. Ketika kamu memutuskan untuk menikah pada usia matang, kamu jelas memiliki waktu yang cukup untuk mendapatkan gelar sarjana atau doktor. Pasalnya, menurut riset, anak cerdas berasal dari orang tua yang cerdas. Untuk itu, jika kamu sarjana, paling tidak kamu sudah memiliki cara dan metode mengurus anak dan suami dengan cara seorang sarjana.

5. Jangan Menikah Untuk Jati Diri

Nah, ini yang harus kamu hindari. Ketika kamu memutuskan untuk menikah, jangan anggap bahwa kamu akan mendapatkan jati diri di dalamnya. Menikah bukan ajang untuk mencari jati diri, Carilah jati diri selagi kamu muda dan single. Ketika kamu menikah, kamu akan menggunakan jati diri yang kamu punya untuk mengatur keluarga yang kamu punya. Gunakan logika dan akal sehat kamu untuk mengatur keluarga kecil kamu. 

6. Keluarga Kamu = Surga Kamu

Nah, untuk kamu yang cinta banget sama keluarga kamu, maka jangan buru-buru menikah. Mengapa? Karena ketika kamu memutuskan untuk menikah, kamu akan berfokus untuk mengurus dan membina keluarga kamu sendiri. Tidak ada lagi masa-masa kamu untuk bermanja-manja dengan ayah dan ibumu sendiri. Apalagi, kamu tidak ada lagi sesi curhat yang biasa kamu lakukan dengan saudara-saudaramu sendiri. Urusan keluargamu ya kamu jaga untuk dirimu. 

7. Masa Muda Kamu Hanya Sekali, Jadi Nikmatilah!

Faktanya, setiap manusia hanya memiliki sekali masa muda. Untuk itu, jangan kamu rusak hanya untuk menikah cepat-cepat. Karena ketika kamu memutuskan untuk masuk dalam ranah rumah tangga, tidak ada lagi istilah young, free, and wild. Ketika kamu sudah memutuskan untuk menikah, kamu yang kamu miliki untuk bersenang-senang akan lebih sedikit. Waktumu akan tersita untuk pekerjaan dan mengurus anak dan suami. Jadi, nikmatilah masa muda itu.

Masih mau nikah cepet? Jadikan alasan untuk nikah di usia matang ini sebagai pertimbanganmu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun