Sistem pendidikan adalah landasan penting dalam pembangunan sebuah negara. Di Indonesia, pendidikan memiliki peran kunci dalam meningkatkan taraf hidup dan mempersiapkan generasi mendatang. Namun, saat kita mengevaluasi sistem pendidikan di Indonesia, tidak dapat diabaikan bahwa ada sejumlah kritik yang membutuhkan perhatian serius. Artikel ini akan menguraikan secara rinci beberapa kritik utama terhadap sistem pendidikan di Indonesia.
1. Ketidaksetaraan Akses
Salah satu tantangan terbesar dalam sistem pendidikan Indonesia adalah ketidaksetaraan akses. Banyak daerah, terutama di pedalaman dan pulau-pulau terpencil, masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses pendidikan berkualitas. Hal ini menciptakan kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan dalam hal peluang pendidikan.
Ketidaksetaraan akses menjadi penghambat utama dalam upaya mencapai pemerataan pendidikan di seluruh negeri. Perlu adanya perhatian khusus dan investasi dalam memastikan bahwa anak-anak di daerah terpencil juga memiliki akses yang sama ke pendidikan berkualitas.
Laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan, ada 75.303 orang anak yang putus sekolah pada 2021. Jumlah anak yang putus sekolah di tingkat sekolah dasar (SD) merupakan yang tertinggi sebanyak 38.716 orang.
2. Kualitas Guru
Kualitas guru sangat memengaruhi kualitas pendidikan. Masih ada kekurangan guru berkualitas, terutama di daerah terpencil. Kurikulum yang terlalu padat juga membuat guru kesulitan dalam memberikan perhatian yang memadai kepada setiap siswa.
Investasi dalam pelatihan guru dan peningkatan kualitas pendidikan guru adalah langkah kunci dalam memperbaiki sistem pendidikan. Guru yang berkualitas akan membentuk generasi yang lebih unggul.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masih ada kekurangan ribuan guru di seluruh negeri, dengan sebagian besar di antaranya berada di wilayah pedesaan. Hal ini berdampak negatif pada kualitas pembelajaran di daerah-daerah tersebut.
3. Kurikulum yang Tidak Relevan