Mohon tunggu...
OKI ALEX S.
OKI ALEX S. Mohon Tunggu... -

hobi : menulis, berdiskusi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Nature

BUAH SURGA DI PESISIR BUMI RAFFLESIA

25 Maret 2015   01:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Keberadaan tumbuhan mangrove atau lebih dikenal bakau sangat penting bagi kelestarian lingkungan pesisir. Banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya tanaman ini. Selain mencegah erosi buah manggrove dapat dimanfaatkan seperti pembuatan kebutuhan rumah tangga seperti sabun, shampo juga obat-obatan dan manisan.

Maka dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kelestarian manggrove adalah dimulai dari diri sendiri dan kelompok komunitas, sembari memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan ini. Selain dapat menghasilkan profit yang lumayan dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga masyarakat sekitar pesisir pantai juga dapat menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat pesisir khususnya.

Tumbuhan Multifungsi

Bencana alam yang marak terjadi di negeri ini tidak juga menyadarkan manusia akan pentingnya memelihara alam dan lingkungan. Kerugian materil bahwa kehilangan nyawa adalah hal yang menjadi evaluasi kita. Pertanyaannya adalah apakah tidak ada upaya dalam menangulangi bencana ini? Jawabannya pasti ada, akan tetapi tinggal bagaimana kesedaran individu dalam memahami pentingnya menjaga kelstarian lingkungan.

Tsunami dan banjir adalah beberapa contoh bencana alam yang marak terjadi di Indonesia karena kurangnya tumbuhan yang menyerap air. Akan tetapi kesadaran masyarakat masih saja belum tergugah, semakin maraknya ilegal logging (penebangan liar) dan pengerusakan-pengerusakan hutan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab sangat sering sekali terjadi. Semua itu hanya karena untuk memenuhi kebutuhan perut pribadi tanpa memikirkan dampak yang timbul tanpa adanya tanaman pengganti yang penyerap air.

Salah satu hutan yang telah rusak adalah hutan mangrove. Menurut data yang saya dapatkan di dinas Kehutanan, hutan mangrove di sepanjang pantai barat dan timur pulau Sumatera telah rusak lebih dari 50%. Propinsi Bengkulu memiliki laut sepanjang 525 km. Sebanyak 50% hutan mangrove yang terdapat di 525 km pantai Bengkulu telah mengalami kerusakan dan perlu segera direboisasi.

Hal inilaah mungkin adalah bahan evaluasi masyarakat Bengkulu khususnya, karena tumbuhan ini selain dapat berguna untuk penyerapan air dan jika tidak tanaman ini rusak akan berdampak pada hal seprti :Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organik, penurunan keanekaragamanhayati di wilayah pesisir, Turunnya sumber makanan, tempat pemijah & bertelur biota laut dan dapat berakibat produksi tangkapan ikan menurun, turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angin gelombang air laut, dan yang terakhir adalah Peningkatan abrasi pantai yang dapat mengakibatkan tanah di pesisir semakin lama semakin terkikis habis.

Membangun mimpi bersama komunitas

Pernahkan terbesit dipikiran kita untuk mengisi week end dengan sesuatu yang bermaanfaat dan tidak membosankan. Nah , itulah yang kami lakukan setiap minggunya. Kami menamai komunitas kami dengan Komunitas Peduli Bakau Rafflesia (KPBR). Ide ini terbesit ketika kami mengadakan camping di pesisir pantai, kebetulan ada kenalan dari pihak pelestarian bakau di Jenggalu. Kami berencana setiap minggunya mengadakan kegiatan menanam bakau bersama kawan-kawan satu komunitas. Setiap minggunya di komunitas ini harus ada kegiatan dalam rangka melestarikan budidaya tumbuhaan ini, dalam beberapa kesempatan terakhir kami mengajak masyarakat sekitar untuk bersama-sama menanam bakau. Akan tetapi ini bukan perkara yang gampang, karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya tumbuhan ini.

“eloklah ambo ndalak ikan dilaut, ado jugo hasilnyo” (lebih baik saya mencari ikan dilaut, ada hasilnya) ujar salah satupenduduk jengggalu. Akan tetapi kami tidak menyerah bergitu saja, karena setiap minggunya kegiatan ini rutin berlanjut terus menerus maka seiring berjalannya waktu tergugahlah masyarakat dekitar jenggalu ini, satu persatu mereka mulai menunjukkan kepeduliannya dan mengapresiasi kegiatan ini, walaupun awalnya hanya membantu mencarikan bibit-bibit bakau yang akan ditanam, namun lama-kelamaan mereka memfasilitasi dengan menyediakaan minuman dan makanan sebagai pelepas dahaga dan penambah semangat dalam melakukan kegiatan penanaman ini.

Pencarian bibit bakau tidak terlalu sulit karena tinggal mencari disekitar tanaman bakau yang sudah rimbun itu berada, biasanya sering dihempas ombak hingga bisa langsung diambil di pinggir-pinggir pesisir pantai. Dan biasanya kami mengumpulkannya di titik penanaman sehingga dengan mudah bibit langsung diberi polybek. Jadi kami membagi dua tugas, yaitu : ada kelompok yang mencari bibit dan kelompok yang menanam.

Pertama kali kami bingung seperti apa bentuk bibit bakau yang akan ditanam, akan tetapi setelah diberi kan penjelasan oleh salah satu warga yang cukup peduli dengan kelestarian bakau yaitu Bandom, salah seorang aktifis lingkungan di sekitar jenggalu yang sangat peduli akan kelestarian hutan bakau. Beliaulah yang memfasilitasi polybek dan membagi ilmu dan pengalaman mengenai tatacara menanam bakau serta proses cara pembibitan bakau yang terbilang cukup sederhana.

Sampai saat sekarang inisudah hampir 1.000 bibit bakau yang sudah diberikan polybek dan sudah 3.000 lebih bibit tersebut dibawa ke pulau tikus, pulau yang menyerupai tikus yang masuk dalam kawasan wilayah kota Bengkulu. Dan dalam beberapa kali kesempatan komunitas kami mengadakan seminar desa yang berthemakan tentang pentingnya peran bakau dalam ekosistem pesisir serta mencoba menawarkan bakau sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai kebutuhan rumah tangga seperti sabun, shampo obat-obatan sampai manisan.

Industri rumahan yang ramah lingkungan serta padat karya merupakan salah satu jalan pendapatan masyarakat sekitar pesisir,yang mana dengan memanfaatkan buah bakau mereka selain dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar terutama tetangga sekitar pesisir yang menganggur.

Dan tak bisa dipungkiri juga bahwa peran pemerintah sangat penting dalam mensosialisasikan pentingnya menanam dan melestarikan bakau serta mewadahi dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat pesisir dalam membangun tempat pariwisata pesisir. Agar masyarakat dapat menikmati keindahan pantai pesisir jenggalu dan dengan keindahan alam tumbuhan manggrove yang asri, yang juga dapat mengundang para wisatawan untuk betah menikmati keindahan alam Kota Bengkulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun