Kritik sosial dari kedua belah pihak sebenarnya mencerminkan tantangan dalam menjembatani kesenjangan generasi. Penting untuk menciptakan dialog yang lebih terbuka dan berbasis empati antara remaja dan dewasa agar kritik tersebut tidak berujung pada konflik, melainkan menjadi peluang untuk saling belajar.Â
Pentingnya pendekatan setiap generasi dalam memperbaiki hubungan ini, di mana kolaborasi dalam memahami nilai dan perspektif masing-masing generasi dapat prasangka sehingga membangun hubungan yang lebih sehat.
Penutup : Bukan tentang dominasi
Pertanyaan "Siapa yang mengamati siapa?" bukan bermaksud mencari dominasi siapa yang lebih elegan. Pertanyaan in jangan dilihat sebagai upaya untuk menentukan siapa yang lebih berkuasa atau lebih benar dalam hubungan antara remaja dan dewasa. Sebaliknya, ini adalah kesempatan untuk memahami bahwa pengamatan adalah proses dua arah yang mencerminkan kebutuhan manusia untuk saling belajar dan tumbuh.Â
Hal ini sering kali luput dari pemahaman orang dewasa. Orang dewasa mungkin memiliki pengalaman dan kebijaksanaan, tetapi remaja membawa perspektif segar dan energi yang sering kali memunculkan inovasi. Ketika kedua pihak saling menghormati dan mengapresiasi kelebihan masing-masing, hubungan ini tidak hanya sebatas tentang kontrol, melainkan kolaborasi yang memperkaya keduanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H