Anggapan tersebut memang tidak salah. Gaya hidup pedesaan cenderung lebih tenang dan damai dibandingkan perkotaan. Cocok untuk menerapkan slow living.
Selain itu, kualitas udara yang bersih dan pemandangan alam yang indah membuat hidup lebih baik untuk kesehatan. Pertimbangan lain hidup slow living di pedesaan adalah biaya hidup yang lebih murah daripada di kota.
Namun, konsep slow living sebenarnya bisa diterapkan di mana saja, termasuk di tengah-tengah kota besar. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan hidup, kapan kita harus bergerak cepat dan kapan kita harus melambat.
Kadang kita perlu menekan tombol "pause" untuk menikmati momen tanpa gangguan. Slow living juga mengajarkan bahwa kualitas hidup tidak diukur dari seberapa banyak yang kita capai, tetapi dari seberapa dalam kita menghargai setiap momen.
Untuk menerapkan slow living, mulailah dengan hal kecil dengan menentukan prioritas. Dengan mengetahui prioritas mana yang diutamakan, kita akan fokus pada hal-hal penting. Selanjutnya, singkirkan barang-barang yang tidak benar-benar dibutuhkan. Tujuannya untuk meminimalkan stres akibat pemborosan dan konsumsi berlebih.
Slow living juga mengajak untuk memperlambat laju hidup. Nikmati setiap proses yang dilalui dengan tidak terburu-buru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H