Menurut informasi yang kami ketahui bahwa dalam waktu dekat TNI AD berencana akan mengakuisisi helikopter angkut sedang UH (Utility Helicopter)-60 Black Hawk. Kabar ini telah berhembus sejak tahun 2012 silam, namun baru di akhir Februari 2017 lalu, jenis Black Hawk yang akan dipinang mulai jelas variantnya.
Perlu diketahui bahwa jenis Black Hawk lansiran Sikorsky Aircraft (Lockheed Martin Company) terdiri dari beragam variant. Hal ini juga pernah ditegaskan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo diberbagai media nasional, maka yang bakal didatangkan adalah UH-60M Black Hawk.
Menurut variant pabrikannya jenis UH-60M diberi label sebagai “Multi Mission Performer” dan dipastikan ini adalah salah satu variant terbaru dan termutakhir dari keluarga Black Hawk. Sikorsky Aircraft mulai memproduksi variant UH-60M pada tahun 2006, AD AS (US Army) menggadang UH-60M untuk menggantikan variant lawas UH-60A yang sudah mengudara sejak dekade 80-an. Apa yang baru di UH-60M? Pihak Sikorsky menyebut helikopter twin engine ini sudah dilengkapi dengan airframe baru, advanced digital avionics dan sistem propulsi yang lebih powerful. Dengan beragam peningkatan yang ditawarkan, UH-60M ditawarkan lebih garang untuk mendukung misi angkut taktis, combat SAR, penyerbuan udara, command and control, medical evacuation, aerial sustainment, hingga peran sebagai fire fighting.
Sebagai helikopter untuk misi tempur di garis depan, UH-60M dibekali proteksi balistik pada tail rotor blades-nya. Mengusung desain monolithic, UH-60M menawarkan kemampuan handling dan kendali lebih baik dari variant-variant sebelumnya, termasuk disini adanya fitur active vibration control. Sebagai helikopter angkut, UH-60M punya kabin dengan ukuran panjang 3,8 meter, lebar 2,3 meter, dan tinggi 1,3 meter. Secara keseluruhan kabin dan bagasi di heli ini punya volume masing-masing 11.2m³ and 0.5m³.
Untuk fasilitas pada kokpit mengandalkan teknologi glass cockpit dengan basis fly by wire Common Avionics Architecture System (CAAS). Dalam dashboard kokpit terdapat empat unit mission display dari Rockwell Collins yang menyajikan situational awareness. Masih seputar avionik, sistem GPS dipasok oleh Honeywell dengan dual GPS inertial (EGI) navigation system. Kemudian electronic flight management systems dipasok Marconi.
Soal dapur pacu, UH-60M disokong dua mesin General Electric T700-GE-701D, dibanding variant lama, di UH-60M plat cover mesin dibekali proteksi balistik untuk menahan terjangan proyektil. Setiap mesin mampu menghasilkan tenaga 2.974 KW, dan dengan dalam kondisi darurat, mesin tunggal dapat menghasilkan tenaga 1.447 KW. Dari segi performa, UH-60M mampu melaju dengan kecepatan maksimum 511 km per jam, dan kecepatan jelajah 280 km per jam.
Dengan konfigurasi standar, Black Hawk bisa membawa hingga 11 pasukan. Namun dengan konfigurasi khusus, UH-60M bisa disulap menjadi helikopter serbu dengan racikan senjata jenis rudal anti tank AGM-114R Hellfire dan roket Hydra 70. Senjata paling populer di UH-60 bisa disebut berupa dua pucuk Gatling M134 Minigun kaliber 7,62 yang ditempatkan pada jendela dibelakang kokpit.
UH-60M sudah masuk kelas helikopter battle proven, pasalnya sudah malang melintang digunakan AS dalam Perang di Irak dan Afghanistan. Sampai saat ini UH-60M masih dalam proses produksi, mengingat AD AS total mengorder 956 unit dan diperkirakan pesanan baru dituntaskan pada tahun 2026.
Bagaimana dengan UH-60M yang ingin diakuisisi TNI AD? Mengingat belum ada kontrak pengadaan, maka belum diketahui berapa unit yang akan didatangkan untuk melengkapi arsenal Puspenerbad. Bila memang nantinya UH-60M ‘berjodoh’ untuk TNI AD, maka Indonesia bakal menjadi negara kedua setelah Thailand sebagai pengguna UH-60M di kawasan Asia Tenggara. Semoga ini akan terealisasi demi untuk memperkuat pertahanan negara Indonesia. Kalau Tank yang dimiliki negara tetangga harus dilawan juga dengan tank. Dengan adanya Tank nanti TNI AD pasti akan pertcaya diri dalam mengantisipasi serangan yang datang dari luar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H