Pada hari Sabtu, 20 Juli 2024, mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 telah melaksanakan project bersama masyarakat dari Dusun Semampir, Panjangrejo, Kabupaten Bantul. Project yang diusung ialah mengenai pengolahan singkong untuk meningkatkan nilai guna menggunakan variasi baru yaitu MOSI (Mochi Singkong). Kegiatan tersebut dihadiri oleh dosen pembimbing lapangan dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta serta ibu-ibu PKK sebanyak 15 orang. Â
Kegiatan dimulai dengan pemberian sambutan dari dari mahasiswa PPG prajabatan gelombang 1 tahun 2024 yaitu saudari Pentas Prestasi S.Pd., dilanjutkan pemberian sambutan dari ibu kardus yaitu Ibu Ratna. Â Dalam sambutannya, Ibu Ratna menyampaikan bahwa mahasiswa disambut baik untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Selain itu, Ibu Ratna berharap bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan kreativitas dan meningkatkan perekonomian di masyarakat Dusun Semampir khususnya para ibu rumah tangga.Â
Acara dilanjutkan dengan pemateri yaitu saudari Marfuatim Mutoharoh S.Pd.. Saudari Marfuatim menyampaikan bahwa singkong memiliki banyak kandungan dan manfaat. Kandungan dari singkong antara lain karbohidrat dalam bentuk pati, lemak baik, vitamin C, vitamin B6, folat, mineral (seperti kalium, magnesium, fosfor, dan kalsium), dan lemak. Adapun manfaatnya adalah sebagai sumber pangan pokok, bahan baku industri dan penggunaan medis dan kesehatan tradisional.
Setelah pemberian materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktek langsung membuat mochi yang dipandu oleh mahasiswa PPG Prajabatan. Bahan yang digunakan antara lain singkong rebus, coklat, tepung ketan, tepung maizena, pewarna makanan, susu UHT, dan strawberry. Ibu-ibu yang sudah dikumpulkan dibagi menjadi 4 kelompok. Â Setiap kelompok membuat mochi sebanyak mungkin. Setelah mochi jadi para peserta mencicipi mochi yang dibuat.
Kegiatan ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan kreativitas masyarakat sekitar dan membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan singkong sebagai bahan dasar yang terjangkau. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat mendorong inovasi dalam pengolahan singkong menjadi berbagai produk bernilai tambah, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga memiliki potensi untuk dipasarkan lebih luas. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya akan memperkuat perekonomian masyarakat tetapi juga memberdayakan mereka untuk menjadi lebih mandiri dan kreatif dalam mengelola sumber daya lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H