Mohon tunggu...
Tesa Oktiana Surbakti
Tesa Oktiana Surbakti Mohon Tunggu... -

optimis, positif. that's me!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengaruh Karakteristik Internet terhadap Isi Media Online

23 Maret 2011   06:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:32 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia, media online sangat menjamur dan terjadi persaingan di antara pemilik-pemilik portal berita atau media online. Persaingan ini tentu saja dilihat dari bagaimana mereka bisa memberikan informasi yang paling cepat dan paling menarik. Sudah menjadi sesuatu hal yang lazim pula melihat adanya informasi dalam bentuk tulisan yang sama antara media online yang satu dengan yang lainnya. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik dunia internet yang menjadi wadah dari media online yang menjamur. Kecepatan dan kebaruan informasi menjadi "momok" terbesar bagi para empunya portal media untuk menarik perhatian audien dalam mengakses informasi.

Melihat begitu pesatnya perkembangan portal media, sebelumnya lebih baik melihat dahulu tentang internet. Dunia internet semakin melekat dengan kehidupan manusia masa kini. Apabila dahulu manusia cenderung bersahabat dengan media konvensional seperti televisi dan radio. Kini, era pergeseran media informasi telah terjadi, hampir sebagian besar orang membutuhkan informasi yang cepat dan itu diperoleh dari internet. Interconnection Networking atau lebih dikenal dengan internet, secara sederhana dapat diartikan sebuah jaringan global dari jaringan komputer. Karena sifatnya yang mendunia dan menyebar inilah yang secara langsung menjadi cirri khas dari internet. Selain itu, mengutip dari buku The Internet and The Mass Media tertulis, "The 'term' internet refers to a distribution system for information." (Kung&G.Picard.2008:3)

Karakteristik yang dimiliki new media ini menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan media konvensional lainnya. Jangkauan global serta konektivitas dan akses 24 jam nonstop menjadikan suatu karakteristik utama dari internet. Kecepatan informasi yang bisa didapat dengan mengakses jaringan internet, membuat masyarakat semakin "candu" untuk terus dekat dengan dunia new media ini. Bila melihat karakteristik media konvensional, audien cenderung menjadi pihak yang pasif dimana posisi mereka hanya menjadi penerima informasi. Berbeda dengan internet, audien bisa berinteraksi dengan media tersebut bahkan dengan audien lain.

Perkembangan dunia internet yang semakin maju, menjadi "godaan" bagi media konvensional layaknya televisi, media cetak maupun radio untuk turut menjadi bagian dari dunia internet. Lihat saja media-media konvensional di Indonesia yang memiliki situs tersendiri di jaringan internet, seperti Kompas (kompas.com), Metro Tv (metrotvnews.com) dan lain sebagainya. Dari dunia internasional, terdapat stasiun tv amerika VOA (voanews.com), radio BBC (bbcnews.com), dll. Masuknya media-media konvensional ke dalam dunia internet memberikan kemudahan akses informasi bagi manusia dari belahan dunia lain untuk mengetahui perkembangan dari daerah atau negeri lain pula.

Sifatnya yang terbuka membuat internet menjadi media yang praktis dan cenderung murah untuk berbagi informasi. Walaupun begitu pengertian murah disini belum bisa diterapkan di belahan dunia lain seperti negara-negara berkambang, contohnya Indonesia. Hal ini disebabkan perangkatnya yang cukup mahal untuk mendukung kelancaran dalam mengakses jaringan internet. Melihat kondisi Indonesia yang "carut-marut" dalam mengakomodasi jaringan internet ke dalam masyarakat, mengakibatkan tingginya biaya untuk mengakses internet. Walaupun begitu, adanya sifat dari negara berkembang yang selalu ingin tahu yang lebih baru, tidak menjadikan internet dijauhi masyarakat Indonesia, malah menjadi bagian hidup dari masyarakat guna memperoleh informasi.

Bagi pemilik media online, besarnya biaya untuk mengoperasikan portal berita dalam jaringan initernet ini seharusnya tidak menjadi masalah besar. "accordingnly, we see that media organizations use the internet as a cost effective , additional promotion and distribution channel, to serve existing and some new audiences." (Kung&G.Picard.2008:67) Melihat dari perkembangan aspek audien yang terus meningkat dalam mengakses dan menggunakan jaringan internet. Internet pada dasarnya malah memberikan budget yang cukup rendah untuk mempublikasikan berita atau informasi secara luas. Publikasi berita yang luas dan banyak diakses audien, tentu saja akan sebanding dengan datangnya iklan yang menjadi pemasok biaya.

Tak ada hentinya. Itu yang bisa digambarkan dari proses dalam media online. Tentu saja hal ini merupakan pengaruh dari karakteristik internet yang real time dan 24 jam non-stop serta tanpa batas. Apabila dalam media konvensional, dapat dilakukan rapat redaksi untuk merencanakan topik berita apa saja yang akan diliput, maka berbeda dengan media online. Dalam media online, berita-berita yang tidak terduga atau tidak direncanakan yang bersifat hard news seringkali mendominasi dibandingkan dengan berita-berita yang sifatnya dapat diduga atau direncanakan. Hal ini tidak lepas dari tuntutan karakteristik internet.

Masing-masing jenis media memang memiliki kelebihan masing-masing, apabila media cetak mengandalkan tulisan. Media penyiaran seperti televisi atau radio mengandalkan audio dan visual sebagai bentuk dari penyampaian informasi. Berbeda dengan media online yang mengusung unsure kecepatan data. Menjadi menarik karena new media ini memiliki unsur multimedia capability melingkupi aspek tulisan serta audio visual. Kelebihan yang dimiliki media online ini menjadi magnet bagi audien untuk mencari sumber berita atau informasi. Berita atau informasi dalam media online harus disampaikan dengan cepat. Oleh karena itu, biasanya berita yang ditampilkan lebih banyak berita langsung (straight news) dan dengan model penulisan piramida terbalik.

Isi dari media online memang kurang bisa dikontrol secara penuh. Terbukti dengan adanya kasus-kasus yang mucul. Dimana terdapat pihak yang menuntut dan merasa dirugikan akibat adanya suatu pemberitaan di media online. Dan setelah diusut lebih jauh, ternyata pemberitaan tersebut tidak melewati tahap verifikasi data. Di satu sisi, sebenarnya jurnalis yang menulis pemberitaan tersebut telah melanggar kode etik jurnalistik. Akan tetapi, karena melingkupi dunia internet, maka masih diperlukan undang-undang yang jelas terkait kode etik jurnalistik dalam dunia internet.

Adanya permasalahan yang muncul terkait dengan isi media online, sebenarnya tidak lepas dari karakteristik yang melekat pada dunia internet. Seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, internet sangat erat dengan aspek kecepatan dan tak ada hentinya. Maka konten atau isi dari media online pun harus menyesuaikan dengan tuntutan tersebut. Dalam hal ini lebih merujuk pada berita-berita yang ditampilkan dalam suatu media online. Berita yang disampaikan harus memenuhi kriteria cepat, singkat, pendek dan factual sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Namun, dengan adanya tuntutan tersebut, menjadi suatu kelemahan yang bisa membahayakan media online tersebut maupun pihak tertentu yang dilibatkan dalam pemberitaan. Karena model pemberitaan dalam media online memiliki kelemahan dalam hal keutuhan informasi. Sering ditemukan adanya pemberitaan yang berisi data-data yang sepotong-sepotong dan hanya terdiri dari beberapa fakta yang kurang mewakili kejadian di lapangan.

Di satu sisi, dalam konteks media online audien memiliki ruang untuk berperan aktif dalam proses produksi berita. Adanya keistimewaan ini juga terkait dengan karakteristik internet yang mengusung unsur borderless. Dengan begitu audien juga bisa diposisikan sebagai jurnalis atau kini lebih dikenal dengan citizen journalism. Masuknya audine dalam memberikan informasi dalam media online juga mempengaruhi konten dan isi berita-berita yang disampaikan. Misalnya seperti media Kompas.com yang memiliki wadah kompasiana.com bagi para citizen journalism. Berita-berita yang berasal dari audien akan menjadi variasi dalam sudut pandang pemberitaan atas peristiwa yang sedang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun