Mohon tunggu...
Tesa Oktiana Surbakti
Tesa Oktiana Surbakti Mohon Tunggu... -

optimis, positif. that's me!

Selanjutnya

Tutup

Money

Dunia Kuliner Kompak dengan Dunia Magic

23 Mei 2011   17:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

“Kalau sering jalan-jalan ke Malioboro Mall atau Galeria Mall, jangan lupa mampir ke Mie Nusantara ya” kelakar Benny Bambang, si pemilik Mie Nusantara. Lelaki yang merintis usahanya sejak tahun 1994 ini juga memiliki usaha lain di bidang Sulap atau Magic. Siapa sangka dunia sulap yang selama ini dianggap susah, ternyata bisa ditaklukan oleh Benny Bambang yang berkecimpung di dunia kuliner.

Mie Nusantara adalah nama yang dipilih Benny Bambang untuk usaha kulinernya. Menurutnya nama tersebut pas dengan sasaran konsumen yang berasal dari berbagai daerah, apalagi cita rasa yang ditawarkan cenderung mencakup cita rasa nusantara. Dengan antusias ia menceritakan asam manis dalam menjalani bisnis kuliner tersebut. “Jujur saja saat krisis moneter, saya sempat takut akan bangkrut, apalagi saat itu banyak yang gulung tikar” ujar Bambang mengingat perjalanan bisnisnya. Dengan tekad yang kuat, ia yakin bisa mempertahankan bisnisnya di tengah keterpurukan. Dan benar saja, setelah krisis moneter lewat, bisnisnya malah semakin berkembang. Terbukti di tahun 2000, ia kembali membuka cabang Mie Nusantara di Galeria Mall dan mendapat antusias dari pengunjung.

Setelah mengenal dunia sulap, Benny Bambang langsung mencoba mengenalkan duniasulap di dunia bisnis kulinernya. Ia mencoba sebuah inovasi untuk menunjukkan atraksi sulap kepada pengunjung yang datang ke restorannya. Awalnya respon yang didapat cukup positif, hanya saja lama kelamaan cara tersebut dirasa kurang efektif dan membuat pengunjung kurang menikmati suasana restoran. Akhirnya Benny Bambang memutar otak untuk menyalurkan hobi bersulapnya dengan membuka sekolah sulap atau wadah bagi orang-orang yang ingin belajar dunia sulap. Ben’s Magic & Hypnotist adalah nama dari sekolah sulap yang ia dirikan. “Dunia sulap itu menyenangkan karena bisa menghibur orang sekaligus mendapatkan uang” ungkapnya ketika ditanya seputar ketertarikannya di dunia sulap.

Di dalam perjalanan mendalami dunia sulap, Benny Bambang kemudian bertemu dengan Lilik Waisya yang tengah menekuni dunia hypnosis. Saat ini, mereka berdua bekerja sama untuk mengembangkan dunia sulap khususnya di Yogyakarta. Di samping itu, selain bergabung dalam Ben’s Magic & Hypnotist, Lilik Waisya juga membuka sebuah lembaga pemberdayaan diri dan pusat Hypnotheraphy bernama Pelangi Jiwa. Lembaga ini terbuka bagi siapa saja yang ingin berkonsultasi dengannya. “Saya ini sudah pernah mengajarkan ilmu hypnosis dari kalangan pejabat, artis, pengusaha bahkan mahasiswa juga ada yang minta diajarkan loh” cerita Lilik saat ditanya seputar pengalamannya dalam dunia Hypnosis.

Menurut Lilik, banyak orang yang salah kaprah dengan dunia Hypnosis. Bagi sebagian besar masyarakat mengira bahwa kegunaan Hypnosis untuk menghibur atau membuat orang tidak sadar. Padahal banyak manfaat yang bisa dirasakan dari dunia Hypnosis. Jika kembali melihat masa lalunya, Lilik begitu bersemangat menceritakan perjuangan yang telah ia jalani. Berada di keluarga yang “broken home”, tidak membuatnya menjadi seorang yang patah semangat. Apalagi setelah ia tinggal bersama kakeknya dan sempat dilarang untuk melanjutkan sekolah, ia terus berjuang dengan keringatnya sendiri untuk mendapatkan biaya sekolah.

“Semua sudah saya lakoni, mulai dari jualan kalung, menambal ban, sampai menjual kapur barus” tuturnya. Banyak hal yang ia lakukan untuk mencapai cita-citanya bersekolah kembali. Setelah uang yang terkumpul dirasa cukup, akhirnya Lilik bisa kembali ke bangku sekolah, hanya saja sayang sekali pendidikannya berhenti di tingkat SMA. Walaupun begitu, Lilik selalu berusaha bersyukur atas dirinya. Baginya sudah bisa mengenyam pendidikan dengan biaya sendiri merupakan prestasi yang luar biasa. Ia selalu berusaha menanamkan sebuah motto di dalam dirinya bahwa pikiran anda adalah masa depan anda. Oleh karena itu, Lilik berusaha untuk terus berpikir positif dan maju.

Pertemuan Lilik dengan Benny Bambang ternyata diawali dengan proses yang rumit. Saat itu, Lilik sedang mengalami masalah besar dan secara tidak sengaja ia bertemu dengan Benny. Dari awal perbincangan, mereka saling tahu memiliki ketertarika pada dunia yang sama, yaitu pada dunia sulap. Kedua orang hebat selalu menekankan sisi optimis bagi setiap orang yang mereka temui.(tesa)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun