It's the most wonderful time of the year...!!Â
Sepotong bait dari lagu Natal itu sungguh tepat menggambarkan perasaan saya tentang bulan Desember. Buat saya, Desember adalah bulan paling menyenangkan dari antara 11 bulan lainnya, sekaligus paling saya nantikan keberadaannya. Ada sesuatu yang istimewa tentang bulan Desember, yang sangat berbeda dari bulan-bulan lain.Â
Saya selalu menyambut Desember dengan excited dan penuh kegembiraan. Dan, perasaan ini selalu saya rasakan semenjak saya masih kecil, walau kemudian dimaknai berbeda pada akhirnya. Tampaknya, saya cukup beruntung karena memiliki kenangan yang indah tentang Natal sewaktu saya kecil, sehingga perasaan yang istimewa tentang bulan Desember ini selalu terbawa hingga kini.
Desember berarti serangkaian kegiatan Natal dan tradisi yang menyertainya. Natal memang berlangsung pada tanggal 25 Desember. Namun, tradisi kesibukan dalam menyambutnya sudah dirasakan semenjak awal Desember, bahkan pada bulan November, baik di gereja maupun di rumah. Semua kesibukan dan perasaan excited menjelang Natal ini umumnya juga dirasakan oleh orang-orang Kristiani lainnya, sehingga mereka kemungkinan besar juga tidak akan asing dengan hal-hal berikut ini.
Dimulai dengan kebiasaan memasang pohon Natal, yang menjadi salah satu dari tradisi Natal dalam rangka menghias rumah. Saya ingat, saya dulu selalu minta agar pohon Natal itu dipasang sesudah saya pulang dari sekolah supaya saya bisa ikut menyaksikan "berdirinya" pohon itu sekaligus menghiasnya.Â
Bila hari pemasangan pohon Natal tiba, pasti saya merasa gelisah di sekolah karena ingin cepat-cepat pulang ke rumah. Dan, bila pohon itu sudah terpasang, lengkap dengan hiasan Natal serta lampu kelap-kelip yang menyertainya, saya pasti selalu menjadi orang yang paling lama mengagumi keindahannya, terutama saat semua orang sudah tidur di malam hari. Kapan lagi saya bisa punya kesempatan memandang pohon Natal itu, jika bukan pada bulan Desember?
Desember juga berarti saat untuk memutar lagu Natal. Saya selalu senang mendengarkan dan menikmati lagu Natal. Tidak pernah bosan, bahkan menjadi elemen paling penting untuk menandai moment Natal pada bulan Desember. Tanpa lagu-lagu Natal, bulan Desember tidak akan semarak. Seperti masakan tanpa garam, hambar rasanya. Begitulah, lagu-lagu Natal mulai dari zaman jadul macam Connie Francis, Pat Boone, Andy Williams, sampai kepada penyanyi yang sedang populer saat itu, mulai beredar keluar dari tempat persembunyiannya pada bulan Desember.
Lalu, ada tradisi membuat kaastengel, nastar, atau kue jahe yang menjadi kue Natal wajib saat saya masih kecil. Menyenangkan sekali mencium aroma wangi kue yang sedang dipanggang di oven memenuhi seluruh rumah... hmmm. Kalau sudah dimasukkan di toples, maka saya akan mencuri-curi mengambili kue-kue yang sesungguhnya dimaksudkan sebagai suguhan untuk tamu itu dari wadahnya. Untung saja, saat waktunya dikeluarkan, kue-kue itu tetap cukup menjadi suguhan tamu :-) Â Sayang sekali, seiring dengan perkembangan zaman tampaknya tradisi membuat kue ini sudah mulai ditinggalkan. Alasan kepraktisan dan waktu membuat orang semakin banyak membeli kue Natal dari berbagai toko bakery maupun kue, yang biasanya juga sudah dikemas cantik dengan rasa yang tidak mengecewakan.
Desember juga menjadi momen yang menyenangkan karena pada bulan itu banyak kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan acara Natal di gereja maupun untuk acara malam Natal keluarga. Rasanya menyenangkan sekali untuk berlatih drama Natal, paduan suara, atau vokal grup kecil-kecilan bersama sepupu dan teman-teman. Peran spesialis sebagai malaikat dalam drama Natal gereja sudah pasti jatuh ke tangan kami dari tahun ke tahun, kalau bukan mengisi paduan suara sekolah minggu. Lalu, untuk acara Natal keluarga, selalu ada vokal grup keluarga dadakan dengan iringan gitar atau organ bersama sepupu-sepupu.Â
Selain karena bisa kumpul-kumpul dengan teman sekolah minggu dan sepupu, acara latihan Natal juga selalu menyenangkan. Bangga rasanya bisa menjadi bagian dari sebuah acara yang penting, yang akan ditonton oleh banyak orang dan hanya dialami sekali dalam setahun. Selain itu, sepertinya semua orang punya semangat dan sukacita yang besar, yang berbeda dari ketika kami mempersiapkan acara gereja ataupun acara keluarga lainnya. Kumpul-kumpul pada saat latihan Natal selalu terasa lebih gayeng, akrab dan semarak. Hujan, testing sekolah, dan larut malam pun tidak pernah menjadi penghalang bagi kami untuk giat berlatih. Â
Nah, tentu saja tradisi belanja dan mendapat hadiah Natal selalu menjadi bagian terbaik dan puncak paling seru dari acara Natal. Selain mendapat jatah baju dan sepatu baru dari orangtua masing-masing, kami (saya bersama sepupu-sepupu) pasti juga mendapat jatah baju baru dari Eyang yang biasanya kami kenakan untuk acara Natal di gereja. Lalu, saat acara Natal gereja atau keluarga, kami masing-masing juga akan mendapat bingkisan hadiah dari sekolah minggu gereja, Eyang, Tante, serta dari hasil tukar kado dengan yang lain. Dalam satu bulan itu kami akan mendapat banyak barang dan hadiah, yang belum tentu kami dapatkan pada bulan lain, kecuali saat berulang tahun. Dan memang, hal-hal seperti inilah yang membuat Natal menjadi momen yang menarik bagi semua anak di seluruh dunia.