Mohon tunggu...
okta yuripta syafitri
okta yuripta syafitri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Pascasarjana Ekonomi dan Keuangan Syariah Universitas Indonesia

Never underestimate yourself. If you are unhappy with your life, fix what's wrong, and keep stepping.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teknologi Informasi dan Budaya Interaksi Sosial dalam Masyarakat

27 Mei 2020   21:35 Diperbarui: 27 Mei 2020   21:42 3082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Globalisasi dan Modernisasi merupakan dua aspek yang berkontribusi melahirkan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi berkembang sangat pesat belakangan ini. Pada era 80 sampai 90an handphone dan computer masih menjadi barang asing dan mewah bagi kebanyakan orang. Tentu berbeda dengan saat ini alat komunikasi seperti handphone sudah memasyarakat. Kegiatan berkirim surat menjadi sangat mudah dan efisien melalui email selain itu, komunikasi antar individu juga dapat dilakukan via online chatting meskipun berada di berbagai tempat dan berjauhan. (Nuryanto, 2012)

Teknologi informasi tentunya telah banyak memberikan perubahan dalam kehidupan manusia, sejak adanya teknologi infromasi manusia tidak lagi mengenal batasan. Kecepatan internet yang mendukung teknologi informasi secara mendalam meningkatkan kuantitas hubungan manusia. Tapi kembali lagi kuantitas tidak menjamin kualitas. Ketika silaturrahmi yang dulu hanya bisa dilakukan dengan langsung bertemu secara tatap muka, tentu saat ini sudah mulai tergantikan dengan tatap layar melalui videocall via smartphone.

Dunia cyber dalam teknologi informasi ternyata telah memberikan candu dan ketergantungan kepada para penggunanya. Survey yang telah dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa warga Inggris mengecek smartphone mereka 28 kali per hari, sementara itu jumlah orang yang dapat mengakses internet setiap tahunnya terus meningkat. Peningkatannya juga sangat signifikan yaitu hampir tujuh kali lipat dari 6.5% pada tahun 2000 menjadi 43% pada 2015 dan 60% pada 2017 dari total populasi global.

Dampak negatif yang ditimbulkannya juga bervariatif dari mulai kecanduan game online yang sebagian di dominasi oleh generasi muda, kecanduan mendapat pujian atau pengakuan (likes, share, love pada foto atau teks yang mereka upload pada social media), memantau informasi, melayani perdebatan bahkan pada tingkat stalking yaitu menguntit orang secara sembunyi -- sembunyi melalui dunia maya dan dilanjutikan di dunia nyata. Efek real time nya yaitu keadaan dimana manusia mengalami 'fomo' (fear of missing out) yaitu rasa takut tertinggal berita dan merasa ditinggalkan.

Gambaran diatas merupakan bentuk ketergantungan manusia terhadap teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Berkaitan dengan peran dan dampak dari teknologi terhadap interaksi komunikasi sesama manusia dan media. Lauhan telah lama mengkaji tentang hal ini, ia memaparkan pemikirannya dengan istilah global village. Fenomena pada kehidupan masyarakat di era teknologi informasi yang memberikan manfaat dan amputasi teknologi. Lauhan juga menuliskan teori tentang Human extension yang menjabarkan bentuk -- bentuk perluasan tubuh manusia yang dikembangkan oleh teknologi. Teknologi tidak hanya menghasilkan sarana dan prasarana dengan kegunaannya tapi menimbulkan Auto amputation.

Auto amputation adalah keadaan dimana manusia mengalami kegagalan dalam melihat dimensi luas dari teknologi serta dibutakan dalam melihat implikasi -- implikasi teknologi dalam kehidupan. (Lauhan M. Mc, 1968)  Teknologi sebagai medium memiliki sisi lain, yang membuat manusia selalu terpesona dan terlena akan banyaknya inovasi yang dihasilkan oleh teknologi yang mereka ciptakan. Hal tersebut membuat manusia lupa diri bahwa hakikat awal dari diciptakan teknologi adalah sebuah daya upaya untuk menutupi kekurangan dari keterbatasan manusia untuk mengatasi lingkungannya. Manusia mengidap ketergantungan akan teknologi dan semakin dimanjakan oleh pesatnya teknologi.

Selain menimbulkan ketergantungan, teknologi juga menyebabkan tumbuhnya sifat individualisasi dalam diri manusia yang notabene nya makhluk sosial. Hal ini dicirikan dengan semakin renggangnya ikatan seseorang dengan masyarakatnya dan semakin besarnya peranan individu dalam tingkah laku sehari-hari (Martono, 2012, p.278). Pada masyarakat teknologi, ada tendensi bahwa kemajuan adalah suatu proses dehumanisasi secara perlahan -- lahan sampai akhirnya manusia takluk pada teknologi. Teknik -- teknik manusiawi yang dirasakan pada masyarakat teknologi, terlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri. 

Manusia pada saat ini telah begitu jauh dipengaruhi oleh teknologi. Gambaran kondisi tersebut adalah sebagai berikut: dalam Situasi tertekan. Manusia mengalami ketegangan akibat penyerapan mekanisme teknologi. Manusia melebur dengan mekanisme teknologi yang menuntut kualitas dari manusia. Contohnya: pada sistem industri ban, seorang buruh meskipun sakit atau lelah, ataupun ada berita duka bahwa anaknya sedang sekarat di Rumah Sakit, mungkin pekerjaan itu tidak dapat ditinggalkan sebab akan membuat macet garis produksi dan upah bagi temannya. Keadaan tertekan demikian, akan menghilangkan nilai-nilai sosial dan tidak manusiawi lagi. (Ngafifi, 2014)

Kemajuan teknologi ibarat dua sisi mata uang, di mana di satu sisi kemajuan teknologi memberikan banyak manfaat positif bagi manusia untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun demikian disisi yang lain kemajuan teknologi menimbulkan efek negatif yang kompleks melebihi manfaat dari teknologi itu sendiri terutama terkait pola hidup manusia dalam dimensi budaya interaksi sosial.

Perkembangannya yang semakin pesat menyebabkan manusia mengalami ketergantungan atas teknologi yang disebut Lauhan sebagai autoamputation. Selain itu sifat manusia sebagai makhluk sosial juga mulai terkikis yang menyebabkan dehumanisasi. Selain itu teknologi dapat menciptakan ketegangan, memberikan berbagai resiko, belenggu atas diri manusia melalui sistem kontrol yang tersembunyi, dan dehumanisasi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan sebagai solusi untuk menanggulangi dampak negatif dari kemajuan teknologi adalah dengan menanamkan kesadaran kepada setiap individu tentang pentingnya memahami dampak negatif kemajuan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun