Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PjBL-Walk Gallery, Pembelajaran Berdiferensiasi Inovatif dan Efektif

11 Desember 2022   19:31 Diperbarui: 11 Desember 2022   19:44 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap anak memang istimewa

Setiap dari mereka punya cara berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya

Setiap anak juga punya gaya belajar masing-masing.

Ada yang fokus pada diri untuk memahami materi, 

Namun ada pula mereka yang perlu sosok tempat bertanya untuk menyampaikan kesulitan yang tengah dihadapi.

Satu bagian dari mereka merupakan pendengar yang baik, 

Satu bagian lagi ialah  pemerhati mimik dan gerak-gerik para pendidik.

Di sisi lain terdapat kelompok yang merupakan si aktif yang terkadang cari perhatian untuk memperoleh pengetahuan.

Ya, semua dari mereka memiliki potensi, 

Semua dari mereka dapat  berkontribusi, 

Semua dari mereka punya hak untuk memahami. 

Dan, kami sejatinya para pendidik yang merupakan seorang pembelajar yang berusaha mengayomi serta memberikan motivasi .

_Oktav Unik Ardiana

sumber: dokpri
sumber: dokpri

Sebagai seorang pendidik, saya memiliki harapan besar untuk para peserta didik saya. Saya menaruh harapan pada setiap peserta didik bahwa mereka mampu menikmati proses pemahaman suatu materi sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Saya selalu percaya tiap diri dari mereka memiliki kemampuan dan potensi berbeda yang dapat terus dikembangkan apabila menemukan strategi pembelajaran yang tepat. Oleh sebab itu, saya selalu yakin bahwa masing-masing anak bisa menampilkan kelebihan mereka melalui kemampuan yang terus digali.

Tentunya, hal tersebut menjadi salah satu peran dan tanggung jawab penting bagi kami, para pendidik pencetak generasi bangsa ini. Kami senantiasa dituntut untuk selalu berinovasi, berkarya, dan menggali informasi di bidang pendidikan. Kami selalu berupaya mengkombinasikan berbagai macam strategi untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran secara utuh. Bukan hanya dituntut untuk melek teknologi saja, para pendidik masa kini harus mampu mengkreasikan kemampuan pedagogik yang dimiliki untuk menciptakan kelas yang aktif dan menyenangkan. Tak hanya itu, sebagai seorang pendidik, peran motivator dan inspirator tidak boleh dilupakan. Sudah selayaknya, seorang pendidik mampu menjadi salah satu tokoh inspirasi bagi para anak didiknya.

Latar belakang sosial, ekonomi, adat, dan budaya para peserta didik di tempat saya mengajar sangatlah heterogen. Mereka berasal dari berbagai macam latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Mulai dari pemangku kekuasaan sampai rakyat biasa seperti saya. Mulai dari suku asli asal Pulau Sumatera sampai keluarga mereka yang merantau di bagian timur Indonesia. Hal ini tentunya membuat karakter mereka yang beragam pula. Bagaimana pola hidup, kebiasaan di rumah bersama keluarga, bagaimana cara mereka bersosialisasi, dan bagaimana mereka tumbuh sampai usia kini merupakan anugerah keragaman yang diciptakan Tuhan.

Mereka dipertemukan di sebuah sekolah berasrama di Kota Banyumas, Jawa Tengah. Sebuah sekolah menengah yang terintegrasi dengan pondok pesantren. Tak sekadar belajar pendidikan formal saja, justru pendidikan agama di tempat saya mengajar sangat diutamakan. Ketika berada di sekolah, anak-anak fokus untuk mendapatkan ilmu akademik sains, sosial, bahasa, matematika, seni, teknologi, dan wawasan kebangsaan. Lalu, ketika mereka kembali ke asrama, asupan pengetahuan keagamaan mereka peroleh dari para ustadz-ustadzah pesantren.  Kondisi ini semakin menjadi penambah cita rasa begitu kompleksnya dunia pendidikan di tempat kami. Perpaduan kehidupan sosial yang membentuk sebuah peradaban pendidikan.

Sebagai upaya memfasilitasi keragaman ini, saya mencoba mengembangkan sebuah strategi pembelajaran dengan harapan mampu menjadi salah satu cara efektif dan menyenangkan bagi mereka untuk memahami salah satu materi di sekolah. Saya memadukan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dengan metode Walk Gallery pada materi "Aplikasi Listrik Statis Kelas 9". Namun, sebelum menerapkan strategi tersebut di dalam kelas, saya melakukan tes diagnostik awal non kognitif untuk mengetahui gaya belajar mereka masing-masing. Benar saja, dalam satu kelas yang beranggotakan 30 anak, terdapat sebagian anak dengan tipe belajar auditori, sebagian lagi kinestetik, dan sebagian besar ialah audio visual. Berdasarkan hasil diagnostik awal yang saya lakukan, saya semakin mantap untuk menerapkan strategi tersebut di dalam kelas.

Pembelajaran berbasis proyek yang saya lakukan mengacu pada sintaks asal model pembelajaran tersebut. Pada tahapa awal, saya memberikan pertanyaan pemantik, gambar pemantik, serta video apersepsi berkaitan dengan materi "Aplikasi Listik Statis" yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Respon awal mereka cukup bagus ketika saya mulai menyampaikan kegiatan pendahuluan. Mereka mulai tertarik dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya saya menyajikan sebuah LKPD untuk masing-masing kelompok kecil yang berisi arahan melakukan desain perencanaan proyek yang akan dibuat. Saya membebaskan mereka untuk membuat media presentasi sesuai dengan sub materi yang mereka dapatkan. Masing-masing kelompok saya berikan permasalahan yang berbeda. Produk yang dibuat oleh mereka juga berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lain. Ada yang berencana membuat peta konsep (mind maping), poster sains, pamflet sederhana, dan mading portable. Semua disesuaikan dengan kreativitas masing-masing.

Pada tahap diskusi perencanaan produk ini, saya mengizinkan mereka mengakses informasi dari berbagai sumber belajar meliputi buku pegangan, artikel di jejaring maya, dan video youtube. Hal ini untuk membangkitkan imajinasi kreativitas mereka dalam rangka membangun konsep yang utuh dan inovatif. Di sisi lain, mereka semakin menyadari bahwa teknologi memberikan manfaat positif apabila digunakan sebagai mana mestinya.

Selama melakukan perencanaan dan pembagian tugas, saya memonitoring kegiatan mereka dan melakukan observasi pada masing-masing progress kelompok. Pada kesempatan ini, mereka juga dipersilakan bertanya hal-hal yang ingin ditanyakan atau menyampaikan kesulitan yang dialami saat perencanaan proyek. Sejauh yang saya amati, proses ini memberikan rasa antusias bagi mereka untuk semakin menggali informasi lebih dalam. Terlebih akses internet yang jarang mereka dapatkan selama di asrama, dimanfaatkan dengan baik untuk kegiatan eksplorasi informasi dalam upaya pemenuhan kebutuhan proyek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun