Dulu waktu masuk kuliah jenjang strata satu, dosen masih menuntun dengan perhatian ekstra. Masih diberi trik cara belajar efekif agar waktu bisa terbagi dengan baik.Â
Maklumlah, dulu masih kinyis-kinyis baru lulus kelas dua belas. Dan, kali ini para dosen lebih fleksibel serta membebaskan. Mau belajar seperti apa, silakan. Mau mengumpulkan tugas atau tidak, monggo silakan. Beliau mungkin paham dengan kesibukan para mahasiswa di kelas eksklusif seperti kami yang notabene nya telah bekerja di masing-masing instansi pendidikan.Â
Apalagi, sampai saat ini pembelajaran masih full daring. Ekspektasinya begitu terlihat santai tetapi realitanya waktu seolah bergerak cepat apabila kami menunda untuk bertindak. Full daring varian rasa full time.
Malam tahun baru harusnya menjadi momen bahagia bersama keluarga. Namun, pada akhirnya layar 12 inchi menjadi pendamping setia sampai menuju detik pergantian tahun.Â
Judulnya ialah "Mengerjakan UAS Elektrodinamika". Bukan salah bapak dosen yang telah memberikan soal UAS di waktu yang tidak tepat, justru diri ini meminta perpanjangan waktu sampai malam tahun baru tiba. Alhasil, rencana bercengkerama dengan sanak saudara berubah menjadi waktu berharga menyempurnakan tugas yang sempat tertunda.
Lalu, Masihkah Disebut Menikmati?
Tentu. Segala pilihan mengandung konsekuensi. Setiap konsekuensi mestinya layak untuk dinikmati. Entah seperti apa rasanya tergantung bagaimana cara menikmatinya. Layaknya menikmati secangkir kopi. Mau dicampur dengan gula secukupnya atau membiarkan ia tetap pahit supaya tak memudar aroma ciri khasnya.Â
Atau justru menambahkan pendamping lain supaya kopi tak sendiri menemani diri. Sepiring pisang goreng atau roti bakar sepertinya cocok untuk bersanding dengan secangkir kopi. Boleh juga jika kopi tampil dengan gaya masa kini. Seperti ice coffe ala-ala dengan berbagai tambahan yang dimasukkan sebagai campuran agar tak melulu menjadi kopi yang kaku.
Jadi, Elektrodinamikanya Rasa Apa?
1. Hitungan Harus Berkombinasi dengan Kata-kata
Mahasiswa Fisika pasti sudah tak asing lagi dengan persamaan-persamaan panjang yang selalu menuntut penyelesaian. Tak jarang, hasil akhir yang dijumpai ialah bentuk telur asin sempurna. Angka nol. Kadang ingin tertawa. Apakah bapak dosen sedang menjebak? Akan tetapi di sisi lain justru lega karena menemukan hasil bernilai estetik.