Umat Buddha diminta melakukan perayaan Waisak cukup di rumah saja. Hal ini dikutip dari berita Kompas.com bahwa Sekretariat Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Nyoman Suriadarma menghimbau umat Buddha di Indonesia untuk merayakan Hari Raya Waisak 2564 dari rumah demi mencegah penyebaran pandemi Corona (COVID-19)
Waisak dan Ramadhan. Keduanya punya arti masing-masing bagi ummatnya. Waisak memberi arti bahwa setiap manusia diharapkan dapat merenungi segala perbuatannya dan setiap saat selalu hidup dengan rasa cinta kasih tanpa kebencian. Ramadhan memberikan makna kesabaran dalam menahan hawa nafsu untuk melakukan keburukan. Masing-masing pemeluk agama punya cara untuk berbuat kebajikan dan mengobarkan semangat kerukunan antar ummat beragama.
Seorang teman SMA yang beragama Budha pernah menjelaskan bahwa Buddha mengajarkan metta yang artinya cinta kasih maupun kehendak baik bagi semua makhluk tanpa terkecuali. Seseorang yang penuh cinta kasih tidak akan mempunyai kebencian pada siapapun. Â Buddha juga mengajarkan ahimsa atau tanpa kekejaman pada semua makhluk. Tak hanya sebuah keyakinan akan tetapi ajaran tersebut hendaknya diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Dhammapada, Syair 19 :
Biarpun seseorang banyak membaca Kitab Suci, tetapi tidak berbuat sesuai ajaran, maka orang yang kengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung milik orang lain. Ia tak memperoleh manfaat kehidupan bagi dirinya sendiri.
Menjaga perdamaian pun diajarkan dalam Islam. Deen As-Salaam. Islam melarang perbuatan kerusakan di bumi. Ramadhan untuk perdamaian dan  bulan penuh keberkahan. Di dalamnya terdapat malam Nuzulul Qur'an yang mulia serta malam Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan.
"Telah datang kepada kalian  bulan penuh berkah..." (HR. Ahmad)
Ramadhan penuh keberkahan dan kebaikan bersanding dengan Waisak yang membawa damai. Sebagai ummat beragama kita yakin Tuhan mengajarkan kita sebagai makhluk dengan pribadi yang mampu memberikan spirit kebaikan. Ummat yang baik adalah ummat yang penuh keyakinan dan optimis serta prasangka baik pada kehendak Tuhan-Nya.
Toleransi dijunjung tinggi, saling menghargai dan menghormati perbedaan untuk menjaga kerukunan antar ummat beragama. Waisak dan Ramadhan menjadi energi tersendiri untuk bersama-sama menghadapi permasalahan global saat ini. Berserah diri pada Tuhan atas segala ketentuan-Nya namun tetap ikhtiar untuk sebuah perubahan dan perbaikan yang nyata ke depannya.