"Aku gak mau sendiri. Temani Chika pulang."
Dio menatap bingung anak itu. Bagaimana caranya ia mengantar anak ini pulang? Di tengah pikirannya, tiba-tiba Dio teringat sesuatu. Dio merasa familiar dengan anak ini, tapi Dio yakin bahwa ia tidak pernah bertemu langsung dengan anak ini. Dio kemudian mencoba memutar semua ingatannya. Saat tengah mengingat kembali dari memorinya, Dio tersentak. Sepertinya dia pernah mendatangi rumah anak kecil ini, tapi bukan anak kecil yang ada di hadapannya itu. Apa dia kakaknya? pikir Dio. Dio kemudian menoleh lagi ke sekelilingnya. Sepertinya, daerah ini sudah cukup dekat dengan tempat tinggal anak yang tersesat ini. Mungkin, anak ini sedang bermain, lalu berjalan terlalu jauh, kemudian tersesat, dan akhirnya menangis hingga malam hari.Â
Dio ingin mencoba memberikan sesuatu yang berbeda pada tahun ini. Jadinya, Dio kemudian melupakan niatnya untuk mencari permen, kemudian ia memutuskan untuk mengantar anak kecil ini pulang. Karena ia tidak bisa berbicara dengan anak itu, dan juga anak itu terus mengikuti langkahnya, Dio akhirnya memilih untuk berjalan dan menuntun anak itu pulang. Untungnya, Chika masih terus berjalan mengikuti Dio. Dibandingkan rasa takut karena harus bertemu dengan makhluk aneh, Chika lebih takut jika harus sendirian di tengah kegelapan. Jadinya, dengan ditemani labu pajangan Halloween yang dapat berjalan, Chika mengikuti ke mana labu itu melangkah.Â
Tidak lama setelah itu, tangisan Chika berubah menjadi ceria ketika ia bisa melihat rumahnya dari kejauhan. Dengan cepat, Chika lalu berlari menuju rumahnya. Dio tertinggal dan kemudian ia berusaha menyusul anak itu. Sesampainya di rumah, ada satu anak perempuan lagi yang tengah terlihat panik di depan pintu. Melihat adik kecilnya sudah sampai di rumah dengan selamat, anak perempuan itu menghembuskan napasnya lega.Â
Dio melihat anak perempuan itu dan teringat. Itu adalah anak yang dulu pernah ia datangi dan kemudian menangis karena kehadirannya. Jadi, anak itu adalah kakak anak kecil ini, batin Dio. Tidak mau mengacaukan reuni dua anak itu, Dio memutuskan untuk pergi dan melanjutkan perjalanannuya mencari permen. Tapi, sebelum sempat Dio pergi, anak perempuan itu memanggil dirinya dengan sebutan "Labu Aneh". Dio kemudian menengok dan melihat Chika melambaikan tangannya dan meminta ia datang ke rumah itu. Dengan ragu-ragu karena takut membuat kakaknya takut, Dio akhirnya mengikuti permintaan Chika.Â
"Kak Rina, tadi Chika diselamatkan sama labu aneh ini," cerita Chika saat Dio sudah berada di dekat mereka. Rina sempat berteriak kaget, tapi setelahnya menjadi tenang kembali karena ternyata labu yang bisa berjalan ini telah menyelamatkan adiknya. Merasa tidak enak, akhirnya Rina mencoba berbicara dengan labu itu.Â
"Karena kamu udah menyelamatkan adik aku, kamu mau minta apa kepadaku, tuan labu?"
Mendengar Rina sudah tidak takut dengan dirinya, Dio akhirnya mencoba memberanikan diri mengeluarkan suaranya. Dengan takut-takut, Dio mengucapkan permohonannya. "Trick or treat?"Â Dio memejamkan matanya karena ia takut reaksi Rina akan berubah lagi. Selain itu, ucapan dirinya juga belum tentu dimengerti oleh Rina, jadi Dio bersiap untuk kecewa kembali karena sudah berharap pada tempat ini. Tapi, setelah beberapa saat, Dio merasa tidak ada yang terjadi pada dirinya. Dio kemudian perlahan membuka matanya, ia melihat dua anak perempuan itu tengah tersenyum kepadanya.Â
"Jika itu yang kamu minta, maka permen ini akan kuberikan kepadamu."
Rina kemudian menempatkan permen itu ke mulut Dio yang terletak pada labu. Dio tidak menyangka dengan perbuatan anak perempuan itu, jadi ia hanya bisa terdiam saja saat permen itu masuk ke dalam dirinya. Tidak lama setelah itu, Dio merasa badannya mulai berubah. Bentuk labu yang ada pada dirinya perlahan menghilang dan tergantikan oleh wujudnya sebagai anak-anak. Tapi, Dio juga tahu bahwa perubahan itu berarti dirinya akan menghilang. Jadi, selagi dirinya masih sempat berbicara, Dio langsung mengucapkan terima kasihnya itu kepada dua perempuan yang ada di depannya.Â
"Terima kasih, manusia baik. Aku akan selalu mengingat kebaikan kalian."