Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Aku perlahan membuka kembali album foto lamaku. Sudah usang memang karena termakan waktu, namun masih terlihat jelas gambar yang ada di dalamnya. Aku melihat sambil tersenyum memandangi satu per satu foto lama ini. Terlihat aku yang masih kecil dipangku dengan seorang wanita yang aku sebut "ibu". Seseorang yang begitu sabar dan tulus dalam merawat aku. Sosok yang kita sebut malaikat yang diberikan Tuhan kepada kita untuk menerjang kerasnya hidup di dunia ini. Di sana, ibu terlihat begitu bahagia sambil menggendong aku yang masih belum mengerti apa itu kamera. Hanya mengerti bagaimana caranya untuk menangis.Â
Aku kemudian mengingat kembali masa-masa kecilku. Sudah sedikit pudar memang karena aku masih begitu kecil. Meskipun demikian, aku masih ingat bagaimana ibu merawat aku ketika sakit, sabar dalam mengajari aku dalam berbagai hal, memanjakan aku dengan caranya yang khas, bahkan membantu aku mandi dan menyuapi aku makan. Ibu begitu sabar dalam merawat dan memberikan kasih sayangnya kepada aku. Meskipun ibu terkadang marah karena perbuatan aku, itu masih tidak sebanding dengan kasih sayang yang ia berikan kepada anak kecil yang lemah ini.Â
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Saat kita masih kecil, ibu menjadi penolong dalam beberapa masalah yang kita hadapi. Dengan cara berpikirnya, ia mampu mengeluarkan kita dari berbagai masalah yang sedang dihadapi. Dalam beberapa kesempatan juga, ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Berdoa agar anak-anaknya dapat diberikan kesuksesan dan mendapatkan segala sesuatu yang baik. Ibu juga dapat menjadi sosok teman yang baik bagi kita di saat kita sedang membutuhkan kawan bicara atau sekadar tempat curhat. Bimbingan dan petuah-petuah yang diberikan darinya kadang mampu membuat kita lebih bersemangat lagi untuk menjalani hari-hari yang semakin berat.
Nada-nada yang indah
Selalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya
Beberapa kali juga kita membuat ibu menangis. Tangisan sedih yang keluar dari wajahnya karena perbuatan kita, baik yang disengaja maupun tidak. Meskipun demikian, ibu tetap menganggap kita sebagai anak yang baik. Walaupun perbuatan kita melukai hati ibu, namun ibu tetap merawat anak-anaknya yang nakal ini. Kita selalu dimaafkan atas perbuatan yang sudah dilakukan meskipun itu membuat hati ibu kita teriris sedih.
Tangan halus dan suci
Telah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Kini aku sudah beranjak dewasa. Sudah banyak hal yang ibu berikan kepada aku dan belum sempat aku balas. Meskipun begitu, ibu tetap menganggap aku adalah anak kecil yang masih membutuhkan bimbingannya. Seorang anak akanlah tetap menjadi anak-anak di mata ibu sekalipun ia sudah dewasa. Memang satu dua kali ibu mengeluh mengenai apa yang sudah dilakukan selama ini, namun hal tersebut masih dalam tahap yang manusiawi. Ibu tetaplah menjadi seorang ibu yang ingin memberikan semua yang terbaik kepada anak-anaknya. Oh, tidak sanggup rasanya jika aku harus membalasnya. Begitu besar dan banyak jasa ibu kepada anak yang menyebalkan ini.
Aku kemudian menutup kembali album yang berisi foto-foto lamaku. Sudah cukup untuk mengingat kembali apa yang sudah diberikan ibu kepada saya. Aku sudah mengingat semua yang sudah diberikan ibu dengan kasih sayangnya kepadaku. Kini saatnya aku hendak berjalan menuju ibu yang sudah mulai menua. Meskipun tanda-tanda penuaan sudah jelas terlihat di wajah ibu, namun semangatnya tidak pernah padam untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Aku kemudian memeluk ibu, mengucapkan selamat hari ibu selagi masih ada kesempatan, dan kemudian ingin berterima kasih atas semua yang sudah ibu berikan kepada diriku. Tanpa bantuan ibu, aku pasti tidak akan bisa menjadi manusia yang seperti saat ini.