Mohon tunggu...
Sosbud

Pendidikan Kearifan Lokal dalam Bahasa Halus dari Suku Sasak

8 April 2016   14:56 Diperbarui: 8 April 2016   15:17 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH             : Oktaviyana Ismayasari

 

Suku Sasak dikenal sebagai etnis terbesar yang mendiami Pulau Lombok. Suku ini adalah etnis asli yang telah mendiami Pulau Lombok selama berabad-abad. Suku Sasak berasal dari campuran penduduk asli Lombok dengan pendatang dari Jawa tengah yang dikenal dengan julukan Mataram. Bahasa yang digunakan dalam suku sasak yaitu bahasa halus atau bahasa khas dari suku sasak tersebut.

Didalam kearifan lokal suku sasak tentu banyak mengajarkan kita terutama kepada anak-anak arti penting suatu kearifan lokal dari kebudayaan suku sasak. Salah satunya kearifan lokal dalam berbahasa, dengan bahasa yang digunakan dari suku sasak dapat mengajarkan serta melatih anak untuk berbahasa dengan baik, halus, dan sopan kepada orang tua atau lawan bicaranya. Bahasa yang digunakan di suku sasak yaitu bahasa halus seperti: “pelinggih” yang artinya kamu, “medaran” artinya makan, “tiyang” artinya saya, dan “enggih” artinya iya dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dari bahasa yang digunakan dalam suku sasak tentu masyarakat sekitar disuku sasak dan anak-anaknya sudah terbiasa menggunakan bahasa halus tersebut. Bahasa halus dari suku sasak merupakan atau termasuk dalam pendidikan kearifan lokal yang tentunya bisa untuk mengajarkan anak-anak setempat atau masyarakat setempat suku sasak akan kepentingan dan kegunaan berbahasa yang halus dari suku sasak itu sendiri.

Oleh karena itu dari bahasa halus suku sasak harus tetap dilestarikan serta digunakan dengan baik agar terbiasa dalam berbahasa sopan dan santun. Apalagi untuk anak-anak itu sendiri melatih mereka untuk berbicara dan berbahasa yang baik dengan orang yang lebih tua atau lebih besar dari mereka sebagai lawan bicaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun