Mohon tunggu...
oktavia santya Ningrum
oktavia santya Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membaca sambil traveling

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Anak Tantrum

26 Februari 2024   06:50 Diperbarui: 26 Februari 2024   06:54 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tantrum menjadi kalimat yang melekat pada seseorang yang merasa keinginannya tidak terpenuhi dan memilih untuk memberontak dan menangis secara berlebihan. ketika Tantrum terjadi pada kalangan anak-anak dimana mereka akan menangis sejadi-jadinya dan memberontak ketika mereka merasa keinginannya tidak terpenuhi. Tantrum ini dapat dikatan sebagai ledakan frustasinya seorang anak ketika mereka merasa tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Ketika anak tantrum dalam kegiatan pembelajaran disekolah hal yang dapat dilakukan pertama adalah dengan memeluknya Ketika siswa belum baligh, ketika siswa sudah baligh tenangkan dan dengarkan apa yang ingin mereka katakan. Tantrum menjadi tidak kondusif dalam kegiatan pembelajaran, maka seorang guru sebelumnya harus dapat mengenali kepribadian dari setiap peserta didik. Ketika Siswa tantrum paling tidak pendidik sudah dapat mengetahui hal pertama apa yang akan dilakukan, seperti tantrum karena merasa temannya tidak mau berkawan dengannya yang biasa terjadi dikelas rendah. Pendidik dapat menenangkan dengan mengajaknya berbicara pelan dan menatap matanya sambil dipeluk (Ketika Anak ini belum baligh). 

Sebenarnya ketika anak "Tantrum" hal yang mereka rasakan adalah kurang, dimana kekurangan tersebut dapat berasal dari rumah dalam keluarga ataupun dalam sekolah saat bersama teman-temannya atau bahkan gurunya. Ketika anak merasa kekurangan dan mereka merasa hanya ingin terpenuhi dan merasa cukup seperti teman mereka pada umumnya. Anak seperti ini pada masa sekolah dasar perlu untuk diberikan perhatian khusus, karena pada dasarnya hanya ingin dimengerti, didengar, diberikan validasi,  dan ditenangkan. Sebagai seorang pendidik sudah menjadi tugas kita untuk melakukan tugas tersebut. Maka sebelum membimbing terbimbinglah terlebih dahulu, agar ketika anak tantrum bukan menyalahkan diri sendiri dan ikut tantrum, melainkan mengerti dan dapat menenangkan serta memberikan pelukan hangat pada anak.

Ketika anak tantrum sebagai seorang ibupun juga perlu untuk memahami apa yang diinginkan oleh anak. Supaya apa, supaya nangisnya anak tidak dibalas dengan jengkelnya seorang ibu. Perlunya pendidikan parenting pada orang tua dan pendidik salah satunya untuk mengatasi ketika anak tantrum. Kesabaran seluas samudra perasaan mau mengerti dan memberi ketenangan menjadi kunci untuk mengatasi Tantrum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun