Mohon tunggu...
Oktavia Ramadanti
Oktavia Ramadanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Tidar

Hobi saya berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengadaan Teknologi Tepat Guna : Incinerator untuk pengelolaan sampah di Dusun Sabrang, Kalirejo, Magelang

29 Desember 2024   14:17 Diperbarui: 29 Desember 2024   14:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi /Tim Projek MBKM Dusun Sabrang Desa Kalirejo 2024

Magelang -- Tim Proyek MBKM Universitas Tidar melaksanakan uji coba alat pembakaran sampah (incinerator) di Dusun Sabrang, Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, pada Kamis (26/12/2024). Alat ini diharapkan menjadi solusi inovatif dalam menangani permasalahan sampah yang kompleks di wilayah tersebut.

Incinerator dirancang untuk mengurangi sampah yang sulit terurai, seperti plastik, popok, styrofoam, dan jenis sampah residu lainnya, dengan metode pembakaran yang ramah lingkungan. Kepala Desa Kalirejo, Agus Prasetya, mengungkapkan bahwa sampah menjadi isu serius di Dusun Sabrang, terutama karena kebiasaan warga yang membuang sampah sembarangan, termasuk popok yang sering ditemukan di aliran sungai.

"Permasalahan ini diperparah dengan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pemilahan sampah. Sebagian besar warga hanya memilah sampah yang bernilai ekonomi untuk dijual, sementara sisanya dibiarkan begitu saja," ujar Mahfud, Sekretaris Desa Kalirejo.

Sebagai langkah awal, tim Proyek MBKM Universitas Tidar menyelenggarakan penyuluhan pemilahan sampah pada Minggu (1/12/2024) dengan menghadirkan pemateri dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Penyuluhan ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara memilah sampah organik dan anorganik, serta dampak negatif dari penumpukan sampah.

Dokumentasi Pribadi /Tim Projek MBKM Dusun Sabrang Desa Kalirejo 2024
Dokumentasi Pribadi /Tim Projek MBKM Dusun Sabrang Desa Kalirejo 2024

"Sampah dapat dibedakan menjadi organik dan anorganik. Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pakan maggot, biogas, atau pupuk kompos. Sementara itu, sampah anorganik dapat dikelola melalui bank sampah, daur ulang dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan residu diolah menggunakan incinerator," ujar Riyani, pemateri dari DLH.

Selain menjadi masalah lingkungan, tumpukan sampah juga dapat menyebabkan berbagai bencana, seperti banjir dan tanah longsor, serta memperparah efek rumah kaca. Namun, sampah yang dikelola dengan baik dapat memberikan manfaat ekonomi, misalnya melalui pembuatan kerajinan dari material daur ulang.

"Pendirian bank sampah berbasis 3R, komunitas budidaya maggot, serta tempat daur ulang sampah adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan. Monitoring dan evaluasi juga penting untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan sampah," tambah Riyani.

Irma, salah satu anggota tim MBKM Universitas Tidar, menjelaskan bahwa incinerator ini hanya akan digunakan untuk sampah residu setelah proses pemilahan. "Dengan pemilahan sampah, proses pembakaran menjadi lebih efisien. Hasil akhirnya berupa abu dapat diolah kembali menjadi bahan seperti paving dan bata ramah lingkungan," ujarnya.

Incinerator yang diuji coba dirancang dengan teknologi ramah lingkungan. Alat ini memiliki ruang pembakaran berbahan plat setebal 1,5 mm, serta dilengkapi ruang rendemen dan alat pengukur suhu thermocouple untuk mengontrol pembakaran. Alat ini mampu mengurangi volume sampah hingga 80 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun