Mohon tunggu...
Donny Oktavian Syah
Donny Oktavian Syah Mohon Tunggu... -

Penikmat masalah manajemen dan bisnis. Pendiri Konsultan Great Management Consultant. Mengajar di salah satu perguruan tinggi di bidang manajemen dan bisnis. Sedang meretas pindah kuadran dengan membangun bisnis kecil-kecilan sendiri. Pengasuh Blog Manuver Bisnis yang membincangkan topik manajemen, bisnis dan kewirausahawan (www.manuverbisnis.net). Page FB : facebook.com/Blog Manuver Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Money

Menduniakan Tempe ala Rustono dan Luisa Velez

26 November 2012   08:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:39 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tempeh is a gift from Indonesia for the world” (Luisa V, pemilik Tempeh Bintang dari Mexic0)

Hari sabtu lalu di aula Kementerian Koperasi dan UKM mendapatkan tamu istimewa, tidak heran ada sekitar 200 orang berbondong-bondong menghadiri dan datang menyambanginya. Dengan dihadiri sekitar 200 peserta yang didominasi mahasiswa dari UI, IPB, IKOPIN, UNAS, BINUS, LP3I, dan masih banyak institusi lain ikut nimbrung acara itu. Ada apa gerangan? Magnitude acara ini tidak lain dan tidak bukan karena sang Raja Tempeh yang membuka pabrik di Jepang dengan merek Rustoh tempe sedang berbagi cerita disana. Didampingi oleh Luisa V, seorang produsen tempeh dengan merek Bintang dari Mexico ikut pula mengegap gempitakan acara yang ramai hujan pertanyaan dan dialog tersebut.

Acara ini digagas oleh kawan-kawan JIK-C (Japan Indonesia Kaizen Center) yang sesungguhnya merupakan kawan-kawan KAJI (komunitas Alumni Jepang di Indonesia) yang mengkhususkan minat dan aktivitasnya pengembangan potensi wirausaha di Indonesia. Mengundang Mas Rustono ini digagas tidak lain tidak bukan untuk memekarkan semangat kewirausahawan sekaligus menunjukkan bahwa makanan khas yang selama ini diasosiasikan sebagai makanan yang mempunyai sumbangsih remeh ini ternyata di tangan Rustono menjelma menjadi sebuah makanan yang layak disandingkan dengan makanan lain dari negara-negara lain. Jadi menggunakan pameo “dasar orang bermental tempe” itu sangat tidak pas.

Menyimak nukilan cerita-cerita yang dibagi oleh Mas Rustono, ada sebuah pesan hadir yang perlu dipunyai orang ketika ingin memulai suatu bisnis, yakni keyakinan dan semangat terus-menerus yang tidak boleh padam manakala keputusan untuk melakoni bisnis. Setelah memutuskan akan berjualan tempe di Jepang, Mas Rustono belajar pada sekitar 60 pengrajin tempe yang terkadang tidak semuanya menerimanya dengan tangan terbuka, hanya tempe dan tempe saja yang ada dibenakny.

Prosedur di Jepang untuk bisa berjualan tempe juga tidak mudah, serangkaian requirements yang harus dipenuhi juga tidak kalah panjang list yang harus dipenuhinya. Disisi produksi, membuat tempe dengan kondisi dan geografis yang berbeda dibanding di Indonesia, disana-sini ditemukan “kegagalan”, tapi itu semua tidak membuatnya patah arang. Bahkan ketika pembuatan tempe di Jepang mulai membuahkan hasil. Tantangan pemasaran pun menghadang, semua tentu paham tempe barangkali popular di tanah air, tapi merupakan makanan baru dan aneh di negeri Jepang.

Satu demi satu rintangan mulai bisa “ditaklukan”, produksi tempe di Jepang mulai bisa ditemukan formulasi yang membuat tempe tahan hingga 6 bulan. Lidah orang-orang Jepang pun mulai mau mencecap tempe. Akhirnya, hingga saat ini Rustoh Tempeh merupakan salah pemasok tempe yang sangat diperhitungkan di Jepang. Tak salah banyak yang menjulukinya Raja Tempe di Jepang.

Sementara Luisa, orang Mexico yang menggemari tempe punya cerita yang tidak kalah menariknya. Berawal mencicipi tempe ketika berkunjung ke Indonesia, Luisa merasa jatuh cinta pada tempe. Hal ini menyebabkan dia mendalami ilmu nutrisi ketika di Mexico. Dan sempat melakukan proses pencarian panjang menanyakan bagaimana sesungguhnya “cara membuat ” tempe dengan cara yang benar. Pencarian lamanya akhirnya mengantar Luisa pada sebuah artikel berbahasa Inggris di Indonesia yang memuat kiprah Rustono dan akhirnya terjadi kontak via dunia maya.

Sekarang Luisa di Mexico, walaupun belum sebesar Rustono, tempenya sudah mulai dikenal oleh masyarakat Mexico. Kalau Anda menyambangi fan Page  Facebook bernama Tempe Bintang dengan tulisan spanyol, itu adalah tempe milik Luisa, yang isinya mengkampanyekan konsumsi tempe yang menyehatkan ini. Barangkali yang membedakan adalah, tempe Bintang milik Luisa ini tidak dijual seperti tempe-tempe laiknya yang kita lihat di Indonesia. Tetapi tempe Luisa hadir dengan beragam jenis tempe yang diracik dengan keju, tempe yang dijadikan isi hamburger, dll. Intinya, Luisa mencoba mengagas tempe dengan pilihan yang lebih variatif.

Melihat sharing yang mereka lakukan hari, sempat menyembulkan setitik rasa malu, terkadang untuk melangkah bisnis tidak perlu melihat pontensi bisnis “yang jauh-jauh”. Tempe yang dekat dengan keseharian orang kita saja bisa dijadikan potensi bisnis yang cukup menjanjikan. Terbukti orang Mexico seperti Luisa mampu menangkap potensi ini

Tertarik menjajal bisnis seperti yang dilakukan Mas Rustono dan Luisa dari Mexico

Tulisan ini pernah dimuat di blog Manuver Bisnis (www.manuverbisnis.wordpress.com), sebuah Blog yang membincangkan perihal bisnis, manajemen dan kewirausahawan, posting seminggu sekali tiap hari Kamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun