Teh adalah salah satu minuman yang paling populer di dunia, dikenal karena rasanya yang khas dan manfaat kesehatan yang ditawarkannya. Namun, ketika datang kepada anak-anak, banyak orang tua mungkin tidak menyadari bahwa memberikan teh kepada mereka dapat memiliki dampak negatif. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi alasan mengapa teh tidak disarankan untuk anak-anak, berdasarkan penelitian dan panduan dari para ahli kesehatan. Salah satu alasan utama mengapa teh tidak dianjurkan untuk anak-anak adalah kandungan kafeinnya. Teh, baik itu teh hitam, hijau, maupun herbal, mengandung kafein meskipun dalam jumlah yang bervariasi. Kafein adalah stimulan yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Pada orang dewasa, kafein dapat meningkatkan kewaspadaan dan energi. Namun, pada anak-anak, efek kafein dapat lebih berbahaya. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), konsumsi kafein berlebihan pada anak-anak dapat menyebabkan kecemasan, gangguan tidur, dan masalah konsentrasi Teh juga memiliki sifat diuretik yang dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil. Hal ini berpotensi menyebabkan dehidrasi pada anak-anak yang mungkin sudah tidak mendapatkan cukup cairan sepanjang hari. Dehidrasi pada anak dapat berdampak serius pada kesehatan mereka, mengganggu fungsi organ dan sistem tubuh yang vital. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan cukup cairan dari sumber yang lebih aman seperti air putih atau jus buah.
   Salah satu dampak jangka panjang dari konsumsi teh pada anak-anak adalah potensi pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat mengganggu penyerapan kalsium dan zat besi dalam tubuh. Kalsium dan zat besi sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan perkembangan otak yang optimal pada anak-anak. Jika asupan kalsium dan zat besi terganggu, ini bisa berdampak negatif pada kesehatan tulang dan perkembangan fisik anak. Konsumsi teh pada malam hari juga dapat mengganggu pola tidur anak-anak. Kafein dalam teh dapat membuat anak-anak sulit tidur atau mengalami kualitas tidur yang buruk. Tidur yang cukup sangat penting bagi perkembangan fisik dan mental anak. Kurang tidur dapat menyebabkan masalah konsentrasi di sekolah, perubahan suasana hati, dan bahkan gangguan perilaku.
   Sebagai alternatif untuk teh, orang tua disarankan untuk memberikan minuman yang lebih sehat dan aman bagi anak-anak mereka. Air putih adalah pilihan terbaik untuk menjaga hidrasi. Jika ingin memberikan rasa tambahan, jus buah segar tanpa tambahan gula atau infused water dengan potongan buah bisa menjadi pilihan menarik. Selain dampak fisik, konsumsi teh juga bisa memengaruhi kondisi psikologis anak. Kafein dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang drastis, membuat anak lebih mudah merasa cemas atau gelisah. Ini terutama berbahaya bagi anak-anak yang sudah memiliki masalah kecemasan atau gangguan mood lainnya. Memberikan teh kepada anak-anak mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi risiko yang terkait dengan konsumsi kafein serta potensi dampaknya terhadap pertumbuhan dan kesehatan mereka harus dipertimbangkan dengan serius. Sebagai orang tua atau pengasuh, penting untuk memahami bahwa kebutuhan nutrisi anak berbeda dari orang dewasa. Dengan memilih minuman yang lebih sehat dan aman, kita dapat membantu mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal bagi generasi mendatang. Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan anak, diharapkan orang tua akan lebih berhati-hati dalam memilih jenis minuman untuk si kecil. Mengedukasi diri tentang dampak dari berbagai jenis minuman akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi pertumbuhan mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat semakin meningkat. Banyak orang tua kini lebih memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh anak-anak mereka. Edukasi tentang risiko kesehatan dari minuman berkafein seperti teh harus menjadi bagian dari program pendidikan kesehatan di sekolah-sekolah serta kampanye publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H