Mohon tunggu...
Oktaviani Rahma Nurazizah
Oktaviani Rahma Nurazizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Desain Anatomi Pengembangan Kurikulum

12 November 2024   10:37 Diperbarui: 12 November 2024   11:20 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Desain Anatomi Pengembangan Kurikulum

Oleh : Oktaviani Rahma Nurazizah

(Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Manajemen Pendidikan Islam/S1 Sekolah Islam Terpadu)

Pengembangan kurikulum  merupakan elemen penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, terutama di era modern yang menuntut keterkaitan erat antara kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan, dan kemajuan teknologi. Desain anatomi pengembangan kurikulum menjadi langkah strategis yang memetakan struktur, prinsip, dan dinamika yang terlibat dalam proses pembentukan dan evaluasi kurikulum.

 Tyler (dalam Salamah, 2015), berpendapat bahwa sebuah dokumen kurikulum minimal berisi empat komponen. Empat komponen tersebut merujuk pada empat pertanyaan dasar dalam sebuah  kegiatan pendidikan atau  pembelajaran, yaitu:"(1) What educational purposes should the school seek to attain? (2) What educational experiences can be provided that are likely to attain these purposes? (3) How can these educational experiences be effectively organized? (4) How can we determine whether these purposes are being attained? "

Desain Anatomi Kurikulum, menunjukkan bahwa, komponen anatomi kurukulum tersebut, memiliki keterkaitan sesuai fungsinya masing-masing :

Pertama Tujuan ; Tujuan  kurikulum  adalah komponen utama dalam pengembangan kurikulum, karena tujuan ini menentukan arah dan bentuk keseluruhan program pendidikan. Zais (1976) menekankan bahwa tujuan  memiliki pengaruh besar, tidak hanya membentuk kurikulum  tetapi juga menjadi fokus utama program pendidikan. Tujuan pendidikan mengacu pada hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran, dan perumusan tujuan. 

Tujuan yang dirumuskan secara khusus memberikan beberapa keuntungan. Tujuan khusus membantu mengomunikasikan maksud kegiatan belajar kepada siswa, memudahkan guru dalam memilih bahan ajar, menentukan kegiatan dan media pengajaran, serta memfasilitasi proses evaluasi. Dengan tujuan khusus, guru dapat merancang bentuk tes yang tepat dan menetapkan kriteria pencapaian secara lebih efektif.

Kedua isi/ Materi Kurikulum; Materi/isi kurikulum adalah ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, materi atau isi kurikulum mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang telah ditentukan. Penentuan materi ini dipengaruhi oleh filsafat dan teori pendidikan yang digunakan. 

Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk: teori, Konsep, Generalisasi, Prinsip, Prosedur, Fakta, Istilah, Contoh/Ilustrasi, Definisi, Preposisi.

Ketiga Strategi Pengajaran dan Pengalaman Belajar; Strategi Penyusunan Sekuens bahan ajar berhubungan erat dengan strategi atau metode mengajar. Rowntree (1974) membagi strategi mengajar  itu atas Exposition-Discovery learning dan Groups-Individual Learning. Ausubel (1969) membaginya atas strategi "Reception Learning-Discovery Learning dan Rote Learning-Meaningful Learning.

Keempat Evaluasi; Evaluasi bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan--tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan.. Evaluasi hasil belajar mengajar bertujuan menilai penguasaan siswa atas tujuan khusus yang telah ditentukan. Terdapat dua jenis evaluasi:

  • Evaluasi formatif, yang menilai penguasaan siswa dalam jangka pendek dan digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar serta mengatasi kesulitan belajar.
  • Evaluasi sumatif, yang menilai penguasaan siswa dalam jangka panjang, seperti satu semester atau satu tahun, serta menilai kemajuan siswa dan efektivitas program secara keseluruhan.

Selain itu, evaluasi pelaksanaan mengajar mencakup keseluruhan proses, meliputi tujuan, bahan ajar, strategi, dan evaluasi itu sendiri. Menurut model EPIC, evaluasi melibatkan komponen tingkah laku (kognitif, afektif, psikomotor), pengajaran (isi, metode, fasilitas), dan populasi (siswa, guru, masyarakat). Evaluasi bisa dilakukan melalui tes dan metode non-tes, seperti observasi dan angket, baik oleh guru maupun  pihak  berwenang, dan bersifat terus-menerus sebagai bentuk monitoring.

Desain anatomi pengembangan kurikulum mencakup tujuan, isi/materi, strategi pengajaran, dan evaluasi. Komponen ini saling terkait untuk memastikan efektivitas pembelajaran, menyesuaikan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu, dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Sumber : Modul Ajar Sekolah Islam Terpadu Prof. A. Rusdiana, M.M. (https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/100464)

Oktaviani Rahma Nurazizah;  lahir di Sumedang pada tanggal 25 Oktober 2004.  Alamat tempat tinggal di  Cikaramas RT 01 RW 08, Desa Cikaramas, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang.  Tlp/Hp 085798271159, E-mail:  oktavianir2510@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun