Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman dalam hal suku, budaya, bahasa, warna kulit dan agama. Keberagaman ini menjadi perbedaan di Indonesia yang harus diatasi dengan cara-cara yang baik dengan berpedoman pada internalisasi nilai-nilai Pancasila yang merupakan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia dari masa dahulu hingga masa kini. Kehadiran Muhammadiyah dalam kehidupan masyarakat di Indonesia menjadi langkah baik untuk memberikan contoh bagaimana cara menghadapi perbedaan yang ada tersebut. Muhammadiyah memiliki cita-cita untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Cara Muhammadiyah untuk menciptakan rasa toleransi antar masyarakat diawali dengan mendirikannya Amal Usaha Muhammadiyah.
Amal Usaha Muhammadiyah atau yang sering disebut AUM merupakan usaha untuk mewujudkan maksud dan tujuan didirikannya Muhammadiyah oleh Persyarikatan, yakni menggalakkan dan mendorong semua anggota Muhammadiyah untuk mencintai dan mengikuti semua kegiatan yang bertujuan untuk menegakkan ajaran agama Islam sesuai Al-Qur'an dan As-sunnah agar tercipta ajaran agama Islam yang sebenar-benarnya. Salah satu bentuk AUM adalah didirikannya Perguruan Tinggi. Dari Sabang sampai Merauke telah berdiri beberapa Perguruan Tinggi yang berada dibawah naungan Muhammadiyah. Salah satu pembeda Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan Perguruan Tinggi lainnya di Indonesia yakni Perguruan Tinggi Muhammadiyah memberikan pelajaran terkait Al-Islam dan Kemuhammadiyah kepada mahasiswanya.
Al-Islam dan Kemuhammadiyah atau yang sering disebut AIK adalah matakuliah yang berkaitan dengan ajaran Islam yang terdiri dari aqidah, akhlak, ibadah dan muamalah yang bersumber pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. AIK menjadi ciri khas yang dapat ditemukan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah karena mata kuliah AIK biasanya ditemukan jika kita menempuh pendidikan yang berada dibawah naungan Muhammadiyah. Biasanya disetiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah akan ada waktunya mahasiswa untuk mendapat pembelajaran AIK guna memahami arti perjuangan Muhammadiyah berdir dimulai dari landasan Muhammadiyah berdiri, sejarah Muhammadiyah, tokoh-tokoh Muhammadiyah yang memiliki peran penting bagi Indonesia, serta dapat membantu kita memahami bagaimana cara bertoleransi dengan masyarakat. Selain menjadi ciri khas, AIK di Perguruan Tinggi Muhammadiyah diadakan sebagai harapan agar mahasiswa memiliki pemahaman terkait agama sehingga setelah lulus, mahasiswa tersebut telah memiliki bekal ilmu agama dan siap memberikan atau meneruskan ilmu agama yang dimiliki kepada orang lain. Hal ini selaras dengan tujuan AIK saat ini yang menjadi bagian pengembangan dari kurikulum yang ada di Perguruan Tinggi dengan harapan dapat mempengaruhi karakter pola kehidupan mahasiswa selama proses pendidikan hingga lulus.
Ada beberapa alasan AIK sangat perlu diajarkan kepada mahasiswa, yaitu pertama mempelajari Muhammadiyah melalui AIK sama saja mempelajari agama Islam sesuai Al-Qur'an dan As-sunnah karena ketika mahasiswa mempelajari AIK berarti mahasiswa tersebut sudah berusaha mempelajari ajaran agama Islam yang murni untuk diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Kedua, AIK merupakan cara Muhammadiyah untuk mewujudkan cita-citanya dengan cara memberi pemahaman terhadap perjuangan Muhammadiyah khususnya dalam bidang pendidikan serta dapat memberi pemahaman kepada mahasiswa bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan Islam modern yang tetap berpedoman kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ketiga, mempelajari AIK dapat mendorong mahasiswa untuk menerapkan sikap toleransi atas adanya keberagaman yang ada di Indonesia. Toleransi merupakan sikap yang sulit diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena dilandasi faktor lain yang menjadi pemicu adanya perselisihan, oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman akan pentingnya toleransi dan cara menerapkan sikap toleransi. Pembelajaran toleransi di Muhammadiyah dapat ditemukan di mata kuliah AIK. AIK terbukti dapat memberi pemahaman toleransi yang bagus bagi mahasiswa dimana mahasiswa yang telah menempuh atau mengambil matakuliah AIK biasanya lebih paham bagaimana cara menyikapi perbedaan yang ada di Indonesia karena ketika mengambil AIK mahasiswa akan diajak untuk mempraktekkan materi yang telah dipelajarinya.Â
Keempat, AIK merupakan ruh kehidupan mahasiswa. Maksud dari kata ruh kehidupan adalah mahasiswa sangat perlu untuk mempelajari etika dan tata cara menjadi pelajar yang beriman. Perguruan Tinggi Muhammadiyah memberikan pedoman tata cara mahasiswa dalam berbicara, bersikap dan berpakaian melalui salah satu pelajaran AIK. Bagi mahasiswa, tata pergaulan yang diajarkan dalam salah satu materi AIK yakni menerapkan 5S yang terdiri dari salam, senyum, sapa, sopan dan santun. Sedangkan untuk berpakaian dianjurkan untuk memakai pakaian yang syar'i, tidak berlebihan dan sopan. Kelima, AIK diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa yang berasal dari keluarga Muhammadiyah lebih mengerti cara menerapkan ilmu agama yang telah dimiliki sedangkan untuk mahasiswa yang bukan berasal dari keluarga Muhammadiyah agar paham terkait asal-usul berdirinya Muhammadiyah, tokoh-tokoh Muhammadiyah, macam-macam organisasi otonom yang berada dibawah naungan Muhammadiyah, amal usaha Muhammadiyah dan nilai-nilai kemuhammadiyahan. Selain itu, alasan keenam AIK diberikan di Perguruan Tinggi karena diharapkan AIK dapat mendorong mahasiswa menjadi seseorang yang muttaqin, yakni manusia yang bertanggungjawab untuk meneruskan ajaran Rasulullah untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Terakhir, AIK diberikan agar mahasiswa bisa menjadi role model. Mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang mampu menjadi role model, dimulai dari hal sederhana seperti cara bergaul dan berpakaian. Bagi mahasiswa perempuan, hendaknya bersolek sewajarnya saja serta menggunakan pakaian yang syar'i dengan ketentuan menutup aurat seluruh anggota tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, pakaian yang dipakai tidak menampilkan lekuk tubuh, tidak berbahan tipis atau tembus pandang serta menggunakan wewangian dan aksesoris yang sewajarnya. Sementara untuk laki-laki harus berambut rapi, menggunakan pakaian yang sopan, dan menggunakan sepatu.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sudah saatnya mahasiswa mengikuti matakuliah AIK yang ada di Perguruan Tinggi karena AIK memiliki arti penting bagi mahasiswa. Saat ini AIK bukan hanya sekadar menjadi ciri khas tetapi AIK bisa menjadi asas dan jiwa pendidikan Muhammadiyah serta menjadi pembeda lulusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan lulusan perguruan tinggi lainnya baik pembeda watak, perilaku, kepribadian dan jiwa semangatnya yang berlandaskan Islam dan Muhammadiyah.Â
Penulis : Oktaviani Nur IstiqomahÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H