Hari-hari pun berlalu dengan menyenangkan ketika aku tinggal dengan paman dan bibi, aku pindah kesekolah baru yang cukup dekat dengan rumah paman dan bibi. Awalnya aku takut, aku takut akan di rundung lagi seperti dulu. Disini aku menjadi anak pindahan satu-satunya yang berasal dari ibu kota.
"Nama saya Matsumae Hana, Mohon kerjasamanyaa." Ucapku memperkenalkan diri didepan kelas dihari pertama aku sekolah.
"Hana kamu duduk di samping Michi ya" kata wali kelas baru ku.
"Baik bu" jawabku menurut.
"Hana duduk disini" kata Michi teman yang akan duduk disebelahku. Michi tersenyum kepadaku dengan sangat lebar, aku pun ikut tersenyum melihatnya.
Sejak itu aku dan Michi menjadi sahabat, Michi tidak keberatan dengan aku yang tidak punya orang tua. Michi yang ceria membuatku berubah yang tadinya pendiam dan pemalu, menjadi lebih ceria.
Aku yang awalnya ragu terhadap takdir Tuhan, apa aku akan tetap menderita atau bahagia?. Perlahan menjadi yakin, bahwa semua kesulitan yang terjadi pasti akhirnya akan menjadi bahagia.
Ayah ibu terimakasih sudah membuat ku ada di dunia ini, mulai sekarang aku akan menjadi perempuan yang berbangga diri namu tetap rendah hati. Aku akan berubah menjadi lebih baik lagi, dan selalu yakin bahwa setelah hujan badai pasti ada pelangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H