Mohon tunggu...
YuukiAme
YuukiAme Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa Ilmu Komunikasi

saya hobi menulis sejak SMP kelas 1, saya suka menulis cerita-cerita pendek random, saya juga pernah membuat blog tentang beauty saat kelas 3 SMP, tapi berhenti karena alasan tertentu dan terkadang saya menulis beberapa cerita di karyakarsa dan fizzo.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen : Takdir Membuatku Belajar

4 Oktober 2023   11:08 Diperbarui: 10 Oktober 2023   11:28 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari pinterest

Saat sedang menyiapkan makan malam, bibi Yuri dikejutkan oleh Paman Sam yang secara tiba-tiba mengatakan.

" Yuri, saat aku datang ke upacara pemakaman bibi, aku melihat ada seorang gadis kecil umurnya sekitar 13 tahun sedang duduk memnyendiri, tubuhnya sangat kurus, dan dia terlihat sangat murung. Dia adalah anak dari salah satu kerabatku yang sudah meninggal, dia yatim piatu dan selalu dioper dari satu keluarga ke keluarga lainnya. Aku sudah memikirkan ini baik-baik, aku ingin merawatnya. Tapi ini semua juga tergantung kepada keputusanmu Yuri, aku tidak akan memaksamu jika kamu keberatan." Kata Paman Sam panjang lebar menjelaskan kepada Bibi Yuri saat itu.

"kenapa kamu menangis Yuri? Apa aku menyakitimu? Aku tidak akan memaksamu, aku akan menghormati segala keputusanmu" kata Paman Sam yang terkejut melihat Bibi Yuri tiba-tiba menangis.

"Tidak, Sayang. Aku hanya terharu, kamu baik sekali suamiku. Aku senang sekali. Mari kita rawat bersama anak itu sampai dia dewasa" kata Bibi Yuri yang membuat Paman Sam ikut menangis.

Setelah percakapan malam itu, Paman Sam dan Bibi Yuri mendatangi rumah kelurga yang sedang merawatku. Dan membicarakan bahwa Paman dan Bibi ingin mengangkat aku menjadi anak mereka. Awalnya keluarga yang merawatku menentang paman dan bibi, karena paman dan bibi adalah kerabat jauh yang mereka pun tidak begitu mengenal paman dan bibi. Namun akhirnya paman dan bibi berhasil memenangkan kepercayaan keluarga itu dan bisa membawa ku pergi dari rumah keluarga itu.

" Rumah ku ada di pinggiran kota, mungkin akan sulit bagimu untuk tinggal disana. Tapi aku jamin rumahku sangat nyaman dan asri sekali, jadi kamu sudah pasti akan betah tinggal disana" kata Paman Sam dengan suara serak khas bapak-bapak dan lembut.

"Iya Hana, bibi harap kamu bisa betah dan nyaman tinggal dirumah kecil kami" kata Bibi Yri menyambung perkataan Paman.

"Terimakasih banyak Paman dan Bibi, Hana pasti akan betah tinggal di rumah Paman dan Bibi" ucapku membalas perkataan paman dan bibi yang disertai air mata. Paman dan Bibi memelukku, dan mereka pun menenangkanku yang sedang menangis.

Setelah sampai dirumah mereka, paman dan bibi pun menunjukkan runangan yang nantinya akan menjadi kamarku.

" Hana ini kamarmu, maaf ya kalo kecil. Paman juga sudah menyiapkan meja yang nantinya akan menjadi tempat belajarmu." Jelas paman sambil menunjuk letak barang-barang yang ada disana.

" Terimakasih banyak, paman, bibi." Kataku dengan gembira dan air mata yang kembali terjatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun