Artikel berikut mengenai bagaimana dampak kapitalisme pada negara Ethiopia, yang akan berfokus pada perkembangan negara dari rezim sosialis menjadi ekonomi kapitalis. Analisa akan membahas mengenai perubahan ekonomi dan politik yang terjadi pada masa itu, termasuk penerapan kebijakan neoliberal dan dampak penanaman modal asing terhadap perkembangan negara.
Rezim sosialis Ethiopia dimulai pada tahun 1974 bersamaan dengan penggulingannya monarki dan pembentukan pemerintahan Marxis, pada masa itu negara mengalami perkembangan ekonomi yang signifikan melalui investasi yang dikendalikan negara pada infrastruktur dan industrinya. Namun, karena sifat rezim yang otoriter dan kerusuhan sosial pada akhirnya menyebabkan kejatuhannya pada 1991. mengikuti kejatuhan rezim Marxis, Etiopia mulai mengimplementasikan kebijakan neoliberal dengan tujuan untuk meliberalisasi Liberalisasi perekonomian dan menarik minat investor asing. Termasuk privatisasi badan usaha milik negara, deregulasi pasar, dan mengurangi campur tangan negara dalam ekonominya.
Transisi kapitalis di Ethopia ini membuat perkembangan ekonomi negara semakin meningkat, tak hanya itu hal ini juga menyebabkan meningkatnya ketidaksamaan dan kemiskinan dikarenakan manfaat pertumbuhan tidak terdistribusi secara merata. Kebijakan neoliberal yang di implementasi oleh negara di tujukan untuk menarik investor asing dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi, yang mana mempunyai konsekuensi negatif terhadap kelas pekerja dan petani, yang mana di biarkan menanggung beban terbesar dari reformasi ekonomi.
Dilihat dari prespektif Marxis, transisi kapitalis di Ethopia bisa di analisa dari segi perjuangan kelas antara kepentingan ekonomi yang berbeda. Jatuhnya rezim marxis menjadi pertanda kemenangan bagi kaum borjuis, yang mampu merebut kendali ekonomi dan meraup keuntungan dari privatisasi dan deregulasi. Namun, transisi ini juga menyebabkan marjinalisasi kelas pekerja dan kaum tani, yang harus menanggung beban berat dari reformasi ekonomi.
Kesimpulannya kasus Ethiopia ini menggambarkan dinamika transisi kapitalis yang kompleks dan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara yang mencoba menerapkan kebijakan neoliberal. Meskipun kebijakan-kebijakan ini dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi, mereka juga berisiko memperburuk ketidaksetaraan dan kemiskinan. Pemahaman yang lebih bernuansa tentang isu-isu ini, yang diinformasikan oleh teori Marxis, sangat penting untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti Ethiopia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H