Bagi Anda yang pernah mengunjungi keraton-keraton yang ada di Indonesia pasti tidak asing lagi dengan sosok para abdi dalem kan? Ya, abdi dalem adalah sebutan untuk orang yang mengabdikan diri untuk keraton dan juga Sultan dengan segala peraturan yang berlaku. Abdi dalem mengurusi segala urusan rumah tangga keraton, setiap abdi dalem mempunyai tugas masing-masing sesuai penempatannya, seperti guide keraton, juru masak, petugas kebersihan, dan lainnya.
Mengingat kembali pengalaman saya tahun lalu, ketika saya dan tim kelompok melakukan penelitian mengenai Keraton Kasepuhan di Cirebon, kami didamping oleh seorang abdi dalem yang bernama Asmuni (75). Bapak Asmuni adalah abdi dalem yang bertugas sebagai tour guide Keraton Kasepuhan Cirebon. Tugasnya adalah memandu, mendampingi, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan para wisatawan yang datang untuk menambah pengetahuan mengenai sejarah Keraton Kasepuhan itu sendiri.
Dengan mengenakan baju khas para abdi dalem, Bapak Asmuni menjelaskan dengan detail tentang Keraton Kasepuhan Cirebon mulai dari asal-usul sejarah, berbagai fasilitas keraton, hingga bercerita mengenai benda-benda jimat yang berada di Keraton Kasepuhan tersebut.
Karena dilandasi rasa penasaran saya atas sosoknya, ketika kegiatan jelajah keraton selesai saya mencoba bertanya,”Pak, sudah berapa lama menjadi seorang abdi dalem, bagaimana rasanya?”
Bapak Asmuni menjawab dengan tersenyum, “Menjadi abdi dalem itu prosesnya panjang, gak mudah, jadi abdi dalem harus memiliki hati yang ikhlas, tulus dan yakin untuk mengabdi kepada Sultan dan juga keraton.” Ia pun kemudian bercerita tentang proses dirinya menjadi abdi dalem Keraton Kasepuhan Cirebon.
“Saya sudah tua, tapi saya masih ingat sejarah Keraton Kasepuhan ini, karena saya terus mengulang-ulangnya setiap hari, dari saya kecil kan kerjaan saya memang begitu, jadi nempel terus di kepala. Saya juga bisa bahasa Inggris, saya belajar, itu modal penting buat komunikasi sama turis-turis asing yang datang ke sini.” kata Pak Asmuni.
Dari sosok pak Asmuni yang hanya sekilas saya temui itu, saya belajar sebuah ketulusan pengabdian. Beliau tak pernah menyesal hidupnya ia habiskan di dalam keraton. Ia telah menjadikan Keraton Kasepuhan sebagai rumah warisan yang harus dijaga dan dilestarikan, dan melihat para pengunjung sebagai tamu istimewa yang harus dilayani sepenuh hati. Dedikasinya begitu tinggi, tidak melihat besaran imbalan yang diterimanya, ia hanya ingin sepenuhnya mengabdi pada keraton dan memelihara tradisi tanah kelahirannya.
Terimakasih Pak Asmuni, darimu saya belajar arti kesetiaan dan pengabdian. (ON)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H