Mohon tunggu...
Oktavianus Nokar
Oktavianus Nokar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis Kreatif

Membaca itu sehat. Menulis itu hebat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa

1 April 2022   18:21 Diperbarui: 1 April 2022   18:25 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Percikan-percikan suci kembali bertebaran pada dinding-dinding rahim Gereja
Aku kembali memuja kepada Tuhan dalam keheningan
Kebisuan pada bibir-bibir hitam
Menjadi pertanda, duniaku dipenuhi dosa-dosa

Dibawah langit hitam
Aku bergumam lirih dan letih
Menyanyikan doa penuh penghayatan
Hamparan-hamparan bukit tinggi menjadi saksi bisu
Bahwa aku menghempas ujud-ujud doa dalam sunyi senyap

Tuhanku
Di bawah lautan kasih-Mu
Ku tata aksara sedemikian rupa
Dalam keheningan malam atau  sebelum fajar menyingsing hadir mengusir kemerlapan
Aku bergumam bersama semesta menyanyikan doa-doa yang semakin membeku dalam kantong-kantong kerohanian.

Saat bulir-bulir kata terucapkan dari mulut-mulut pendosa
Ku cari rautan wajah-Mu dibalik rerumpunan hujan
Ku temukan engkau begitu mempesona penuh keabadian

Kepada-Mu yang tak sempat ku dekap
Ku titipkan sejuta sajak doa
Dan serpihan-serpihan kata mewakili kerinduan
Di iringi lagu-lagu rohani nan indah dan penuh romantika
Aku, pendosa yang terus bersujud menanti penuh iman di depan lilin-lilin yang kian kemerlap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun