Tantangan-tantangan ini sering kali berdampak pada kesehatan mental generasi muda Muslim. Oleh karena itu, pendekatan mixed-methods yang menggabungkan survei dengan wawancara kualitatif bisa menjadi strategi yang efektif untuk mengeksplorasi hubungan antara pengalaman diskriminasi, tekanan identitas, dan kesehatan mental. Penelitian ini penting untuk merumuskan intervensi yang dapat mendukung kesejahteraan mereka. Ketidakpuasan atau frustrasi sosial dapat memicu perilaku agresif atau kenakalan, yang merupakan respons terhadap ketidakmampuan untuk mengekspresikan perasaan atau mengatasi masalah sosial dengan cara yang konstruktif.
Memahami tantangan yang dihadapi generasi muda Muslim saat ini memerlukan pendekatan metodologis yang holistik dan beragam. Dengan menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, peneliti dan pembuat kebijakan dapat mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang isu-isu yang mereka hadapi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dan relevan untuk mendukung generasi muda Muslim dalam menghadapi tantangan zaman.
Oktavia Ayu Ramadhani
235221239
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H