Mohon tunggu...
AC Oktavia
AC Oktavia Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar peduli

Memberanikan diri berbagi, setelah terlalu lama hanya mengeluh dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tiga Alasan untuk Ber-snorkeling Ria di Nusa Penida

2 Mei 2022   19:09 Diperbarui: 2 Mei 2022   19:36 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi

Saya bisa dengan tenang mengamati kehidupan bawah laut sambil mengapung dibawa arus karena kapal saya ikut mengiringi rombongan kami berenang. Tidak perlu lagi deh, menghabiskan banyak tenaga melawan arus untuk kembali naik ke kapal. Meski demikian, memang para pengunjung perlu berhati-hati untuk tidak keluar dari zona aman yang diperkenalkan oleh para pemandu.

Potensi Kerusakan Minimal

Sebagai penikmat wisata alam, potensi kerusakan ekosistem yang saya kunjungi juga seringkali membebani pikiran saya. Bagaimanapun, tak jarang aktifitas pariwisata ikut bertanggung jawab dalam kerusakan terumbu karang dan ekosistem lainnya. Untungnya, apa yang saya amati di perairan Nusa Penida bisa membuat saya menghela nafas lega.

Para pemandu dengan tegas dan jelas mengawali perjalanan kami dengan menginformasikan cara berinteraksi dengan ikan pari dan penyu---satwa primadona yang berstatus dilindungi. Pada saat kapal-kapal mengejar ikan pari pun, formasi kapal tidak menghalangi jalur kabur ikan pari---hal yang sangat penting bagi kesehatan mental para pari ini. 

Tidak hanya itu, spot-spot snorkeling yang saya kunjungi juga cukup dalam. Hal ini berarti terumbu karang yang ada terbebas dari potensi terinjak atau tertendang oleh para wisatawan. Kapal-kapal juga tampaknya tidak menambatkan jangkar mereka di lokasi-lokasi penuh terumbu karang.

Meski demikian, ada beberapa hal juga yang bisa berpotensi buruk bagi ekosistem terkait. Misalnya, praktek memberi roti untuk membuat ikan bergerombol di sekeliling wisatawan. Praktek ini bisa mengubah perilaku ikan-ikan tersebut dan bahkan membahayakan mereka---bagaimanapun, roti bukanlah makanan alami ikan. 

Selain itu, tampaknya pihak pengelola perlu segera melakukan studi kapasitas daya dukung spot-spot snorkeling tersebut. Mengingat pamor Nusa Penida yang tidak akan surut dalam waktu dekat, ancaman overtourism juga menghantui perairan Nusa Penida ini.

Dengan tiga alasan tersebut, saya pun ingin merekomendasikan aktifitas snorkeling kepada para pembaca sekalian. Saya rasa, dibandingkan dengan beberapa lokasi snorkeling lainnya di sekitar Pulau Bali, saya paling menyukai spot-spot snorkeling di Nusa Penida. Jadi, tunggu apalagi? Ayo berenang bersama ikan-ikan di Nusa Penida!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun