Mohon tunggu...
Okta Maulana Azizal
Okta Maulana Azizal Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid

29 Oktober 2023   19:47 Diperbarui: 29 Oktober 2023   19:52 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam proses pembelajaran modul 3.3 mengenai Pengelolaan Program yang Berpihak pada Murid, saya ingin membagikan pengalaman pribadi saya. Jurnal refleksi ini saya buat dengan tujuan untuk mencatat secara tertulis perasaan, ide-ide, serta pengalaman yang saya alami selama proses ini. Saya memilih menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)/4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan) sebagai pedoman dalam menyusun jurnal ini.

1. Peristiwa (Fact)

Pada Modul 3.3, saya diperkenalkan dengan konsep Pengelolaan Program yang Berpihak pada Murid. Proses pengkajian LMS ini mengadopsi pendekatan Alur Merdeka, dimulai dari tahap Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi 1, Ruang Kolaborasi 2, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, hingga Aksi Nyata. Pada tahap awal Alur Merdeka, saya diperkenalkan pada tema "Mulai dari Diri" dengan pertanyaan-pertanyaan pemicu, seperti definisi program yang berdampak pada murid dan hubungannya dengan kepemimpinan murid (student agency). Saya memahami bahwa program intrakurikuler merupakan inti dari kegiatan sekolah, dilakukan dalam jam pelajaran dengan tujuan mencapai tujuan minimal dari setiap mata pelajaran dalam kurikulum. Sementara program kokurikuler mendukung dan mendalami kegiatan intrakurikuler, termasuk kegiatan pengayaan mata pelajaran, kegiatan ilmiah, pembimbingan seni dan budaya, serta kegiatan lain yang memperkuat karakter murid. Program ekstrakurikuler, di sisi lain, adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam belajar intrakurikuler dan kokurikuler, bertujuan mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian murid. Selanjutnya, saya melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kegiatan atau program tersebut, inisiatif atau penggagasannya, peran saya saat itu, perasaan saya, serta pembelajaran yang saya peroleh. Saya juga mempertimbangkan dampak dari pengalaman tersebut terhadap diri saya saat ini, baik secara positif maupun negatif. Langkah berikutnya adalah Ekplorasi Konsep tentang Kepemimpinan Murid (Student Agency). Saya sepakat bahwa murid-murid memiliki potensi lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Mereka secara alami memiliki rasa ingin tahu dan minat terhadap berbagai hal. Dengan interaksi dan pengalaman mereka, mereka membangun pemahaman tentang diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan dunia secara keseluruhan. Oleh karena itu, murid-murid memiliki kapasitas untuk aktif terlibat dalam proses belajar mereka sendiri. Namun, terkadang guru cenderung mengambil alih keputusan belajar tanpa melibatkan murid, menyebabkan mereka terkadang merasa tidak berdaya. Sebelum memulai modul ini, saya mengakui bahwa saya merasa kebingungan tentang bagaimana cara membuat program yang berpihak pada murid agar optimal. Namun, seiring dengan proses eksplorasi konsep dan kolaborasi ruang, saya mulai memahami bahwa berpihak pada murid harus melibatkan serta memperkuat peran murid sebagai agen pembelajaran atau pemimpin dalam proses belajar mereka. Selanjutnya, pemahaman saya semakin terangkat saat mengikuti alur presentasi tentang ruang kolaborasi. Saya menyadari bahwa untuk menjadikan murid sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, kita perlu memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka dalam mengelola pembelajaran. Hal ini akan membantu potensi kepemimpinan mereka berkembang dengan lebih optimal. Modul ini juga memberikan berbagai situasi inspiratif tentang bagaimana kita dapat memupuk kepemimpinan murid. Gambaran situasi ini memberi saya ide untuk menciptakan kesempatan bagi murid untuk menunjukkan kepemimpinan mereka, baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Saya juga semakin menyadari pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kepemimpinan murid.

2. Pembelajaran (Findings)

Untuk menjadikan murid sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri. Ini akan memungkinkan potensi kepemimpinan mereka untuk berkembang secara optimal. Sebagai pendidik, peran kita adalah Sebagai fasilitator dan murid dalam mengembangkan potensi kepemimpinan sesuai dengan kodrat dan kebutuhan mereka. Mengurangi kontrol yang kita miliki terhadap mereka. Ketika murid memiliki kontrol atas proses belajar mereka dan merasa mampu memengaruhi situasi, mereka memperoleh apa yang disebut "agency". Agency adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi arah dan hasil dari tindakan mereka sendiri. Murid menunjukkan "student agency" ketika mereka dapat mengarahkan pembelajaran mereka, membuat keputusan, mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengekspresikan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi dalam komunitas belajar, menyampaikan pemahaman mereka kepada orang lain, serta melakukan tindakan konkret sebagai hasil dari proses belajar mereka. Ketika murid menjadi pemimpin dalam proses belajar mereka sendiri, mereka memiliki suara, pilihan, dan rasa memiliki dalam pembelajaran. Melalui suara, pilihan, dan rasa memiliki ini, murid mengembangkan kepemimpinan mereka terhadap proses belajar. Peran kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan yang memupuk budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan rasa memiliki terhadap pemikiran, niat, pelaksanaan, dan refleksi terhadap tindakan mereka. Untuk membahas lebih rinci tentang suara, pilihan, dan kepemilikan murid:

A. Suara Murid (Voice):

  • Memberi kesempatan murid untuk berkomunikasi ide dan pendapat mereka.
  • Membangun budaya saling mendengarkan.
  • Membangun kepercayaan diri murid bahwa setiap suara berharga dan harus didengar.
  • Melibatkan murid dalam berbagai aspek pembelajaran seperti perencanaan, penilaian, dan evaluasi.

B. Pilihan Murid (Choice):

  • Memberi kesempatan murid untuk memilih bagaimana mereka ingin belajar.
  • Memungkinkan murid memilih demonstrasi pemahaman mereka.
  • Memberi murid pilihan peran dalam kegiatan/program.

C. Kepemilikan Murid (Ownership):

  • Mendorong keterlibatan aktif dan minat pribadi murid dalam proses belajar.
  • Memberikan murid tanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
  • Mengajak murid untuk berkontribusi dalam pembuatan keputusan terkait pembelajaran

Untuk memupuk kepemimpinan murid dalam proses belajar, penting untuk mempertimbangkan ketiga aspek ini dengan hati-hati. Pilihan murid menjadi kunci agar mereka dapat mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka. Melalui pilihan dan kepemilikan, suara mereka dapat diwujudkan. Diperlukan lingkungan belajar yang mendukung dan struktural agar ketiga aspek ini dapat berkembang secara alami. Sebagai guru, kita memiliki peran penting dalam membangun kolaborasi, menciptakan inovasi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung agency murid. Saya memahami bahwa kepemimpinan murid adalah sesuatu yang dapat ditingkatkan, bukan sekadar diberikan atau diambil dari murid. Murid dapat memegang peranan penting dalam proses belajar mereka sendiri, dengan tetap membutuhkan bimbingan dari guru.

4. Penerapan (Future)

Melalui pengalaman belajar dari Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berpihak pada Murid, saya telah mendapatkan sudut pandang baru terkait agency atau kepemimpinan murid. Saya percaya bahwa agency dapat ditanamkan melalui kegiatan sederhana yang memberi ruang bagi murid untuk menyuarakan pendapat (voice), membuat pilihan (choice), dan merasa memiliki (ownership). Selanjutnya, penting untuk menciptakan lingkungan yang memfasilitasi perkembangan kepemimpinan murid. Saya juga menyadari bahwa menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan langkah krusial dalam membentuk lingkungan yang mendorong pertumbuhan kepemimpinan murid. Menggunakan pendekatan BAGJA untuk menggali impian adalah strategi yang efektif dalam merancang program yang memberikan dampak positif bagi murid. Selain itu, membuat pertanyaan kritis yang mendorong penggalian impian adalah langkah penting dalam menyusun program yang dapat memajukan kepemimpinan murid. Saya memahami bahwa tantangan berikutnya adalah membangun kerja sama dengan berbagai pihak. Ini membutuhkan upaya yang besar untuk meyakinkan orang-orang tentang nilai dan manfaat dari program yang telah direncanakan. Saya menyadari bahwa tidak semua orang memiliki pandangan yang serupa mengenai pendidikan atau program yang berfokus pada murid. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya kepemimpinan murid dan menciptakan lingkungan positif yang memupuk pertumbuhan kepemimpinan murid untuk mencapai tujuan bersama. Sumber daya dan dukungan yang saya miliki akan sangat membantu saya dalam menyusun program yang memberikan dampak positif pada murid. Terdapat tujuh modal utama yang dimiliki sekolah, dan saya yakin bahwa dengan memanfaatkan sumber daya ini secara optimal, kita dapat mendukung kegiatan yang memberikan manfaat bagi seluruh sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun