Dalam sebuah keluarga, anak merupakan anugerah terindah yang dititipkan Allah kepada kedua orang tua. Seorang anak pastilah ingin mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua, dan setiap orang tua selalu berusaha untuk memberikan kasih sayangnya kepada anaknya.
Kasih sayang tersebut dapat ditunjukkan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan awal yaitu pendidikan dalam lingkungan keluarga. Pendidikan tidak semata-mata diberikan begitu saja, akan tetapi tentunya haruslah terjalin hubungan yang ideal antara orang tua dan anak terlebih dahulu, agar proses mendidik anak dapat berjalan dengan baik.
Keluarga merupakan satu-satunya institusi yang paling penting, karena keluarga merupakan unit dasar masyarakat, unit dimana setiap individu membangun dan mengembangkan hubungan-hubungan primernya sebelum menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lebih luas.
Pendidikan dalam keluarga juga merupakan bagian penting dalam kehidupan individu. Sebab melalui pendidikanlah, individu dapat belajar berbagai macam hal. Keluarga sebagai lembaga pendidikan utama, tentunya diharapkan dapat menjadi motor penggerak proses pendidikan. Peran keluarga dalam proses pendidikan, adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat dielakkan.
Pada dasarnya, hubungan orang tua dengan anak merupakan sumber emosional yang kuat bagi seorang anak. Hubungan ini memberikan kesempatan bagi anak untuk menunjukkan kemampuan dalam berkehidupan sosial di lingkungannya. Maka dari itu, antara orang tua dan anak harus memiliki kedekatan secara batin dan nurani untuk menjalin hubungan yang erat dan harmonis.
Kedekatan ini akan membangun hubungan timbal balik antara orang tua dan anak, yang mempunyai ikatan kasih sayang yang kuat dalam memberikan pengasuhan kepada anak.
Orang tua harus mampu merespon dan memenuhi kebutuhan anak, sehingga keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak akan terjalin sebuah ikatan, sehingga akan membentuk sebuah emosional antara kedekatan orang tua dan anak.
Kesibukan orang tua terkadang menjadi penghalang bagi terjalinnya hubungan yang dekat antara orang tua dan anak, sehingga tanpa orang tua sadari mereka telah menelantarkan anaknya. Selain itu, dalam sebuah acara televisi yang menayangkan “Pola Asuh Orang Tua Pengaruhi Perilaku Anak” menyampaikan bahwa sebagian besar anak pada zaman sekarang, terutama remaja itu harga dirinya hancur di dalam rumah, bukan diluar rumah.
Buktinya adalah, berapa banyak anak-anak sekarang lebih betah duduk berlama-lama dekat orang tua? Banyak yang betah atau tidak betah? Jawabannya adalah hampir tidak betah. Makin dewasa anak itu normal semakin banyak keluar rumah, akan tetapi seharusnya kalau mereka pulang ke rumah mereka juga betah ketemu sama orang tuanya.
Lantas, mengapa banyak anak (remaja) sekarang tidak betah duduk berlama-lama dengan orang tua? Sebab ketika di dekat orang tua telinga mereka panas mendengar ceramah, tausiah, kultum, overdosis nasehat yang ia terima dari orang tuanya. Bukan berarti nasehat itu salah, tidak, sebab memberi nasehat itu wajib. Tapi sebagian besar ketika overdosis nasehat, anak akan merasa muak.
Oleh sebab itu, yang harus dirubah adalah ketika anak semakin dewasa, seharusnya makin banyak diajak ngomong, bukan diomongin.