Mohon tunggu...
Oktafia Nur Al
Oktafia Nur Al Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Hukum Semester Dini

NEWBIE - I scribble random stuff everywhere, so that people can see what I see, everyday!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Elis: Sepotong Keju

4 Oktober 2020   07:30 Diperbarui: 4 Oktober 2020   07:39 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruangan pengap berbau khas jamur itu telah lama jadi tempat persembunyian seekor tikus kecil yang semakin bertambah gemuk setelah puluhan kali berhasil mencuri keju dari nenek tua yang tinggal beberapa blok dari rumah Elis. 

Elis adalah gadis kecil yang dikurung Ayah kandungnya sendiri dalam ruangan minim cahaya dan tanpa kehidupan sosial yang sebelumnya Elis rasakan bersama mendiang mama nya. 

Gadis malang itu ditinggal mati mama nya yang tewas gantung diri setelah tidak tahan lagi dengan kekerasan yang dilakukan suaminya. 

Beban traumatis atas penyiksaan oleh Ayahnya membentuk Elis tumbuh bak mayat hidup berumur 11 tahun yang tidak dapat merasakan emosinya sendiri. 

Mentalnya tergerus. Elis sering melamun. Tikus gemuk itu berlari melewati kaki Elis sambil membawa sepotong keju. Elis menangkap tikus dengan sergap. 

Dia mengenali tikus itu. Seekor tikus yang sering mengintip Elis dari atas plafon yang berlubang lumayan besar. Elis marah. Bahkan seekor tikus memiliki kebebasan, sedangkan Elis tidak. 

Kuku-kuku Elis yang panjang mengoyak perut si tikus. Elis tidak kasihan pada makhluk lain. Elis tidak berempati sedikitpun. Tikus itu mati. Elis mengambil potongan keju yang dibawa si tikus. Kemudian, Elis memakan keju itu sambil bergumam,

"Lain kali aku harus berani membunuh Ayah untuk bisa memakan potongan keju yang lebih banyak lagi."

20/09/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun