Mohon tunggu...
Oktafia
Oktafia Mohon Tunggu... Bidan - Bidan/ RSUD Dr. Soetomo Surabaya

hobi : camping

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

ABI untuk IMD

24 Mei 2024   19:44 Diperbarui: 24 Mei 2024   20:35 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen RSUD Dr Soetomo

RSUD Dr. Soetomo sebagai rumah sakit terbesar rujukan di wilayah Indonesia Timur dan rumah sakit tipe A berupaya memberikan pelayanan kesehatan semaksimal dan seoptimal mungkin. Selain itu RSUD Dr Soetomo merupakan rumah sakit sayang ibu dan bayi. Selama memberikan pelayanan yang berkualitas antara pelayanan utama dan pelayanan penunjang wajib memperhatikan segala aspek demi kesehatan dan kenyamanan kepada pasien. Salah satu aktivitas yang dilakukan yaitu menjalankan program ASI eksklusif. RSUD Dr Soetomo mempunyai dua gedung yang digunakan sebagai kamar operasi. Operasi Sectio Caesarean salah satunya dilaksanakan di gedung bedah pusat terpadu ( GBPT ).

UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis. Bila bayi tidak mendapat ASI eksklusif, berisiko sampai dengan kematian (Kemenkes, 2010).
Inisiasi menyusu dini atau IMD adalah suatu proses alami untuk menyusu, yang mana dilakukan dengan memberikan kesempatan pada bayi yang baru lahir untuk mencari dan menghisap ASI sendiri, tanpa diarahkan ke puting susu. IMD biasanya dilakukan dalam kurun waktu satu jam pertama awal kehidupan dengan meletakkan bayi sesegera mungkin di dada ibu setelah bayi lahir.Pada saat dilakukan SC maka kedua tangan ibu dilakukan fiksasi karena untuk memasukkan obat saat operasi. Pada kondisi tersebut, ibu tidak bisa melakukan proses IMD tanpa adanya bantuan. Bantuan yang berupa alat maupun tenaga.

Cakupan IMD ( Inisiasi Menyusu Dini ) di GBPT pada tahun 2022 sebesar 20 % dari angka kelahiran hidup. Hal tersebut dikarenakan beberapa penyebab, diantaranya ibu yang tidak bisa melakukan aktivitas Ketika dilakukan operasi. Selain itu adanya keterbatasan dari pegawai untuk mendampingi ibu saat proses IMD. Adanya beberapa masalah tersebut memotifasi bidan untuk membuat inovasi. Inovasi tersebut berupa alat bantu ibu untuk inisisasi menyusu dini ( ABI untuk IMD ).

Tujuan inovasi adalah menyediakan metode baru untuk membantu ibu saat proses IMD. Tujuan utama IMD bukan hanya sekadar bayi belajar menemukan puting susu dengan benar, tetapi tentang adanya kontak kulit pertama dengan ibu. Proses ini juga biasanya dianggap sebagai kontak awal pada ibu dan bayi untuk memulai ASI eksklusif. Pemberian ASI secara eksklusif perlu dilakukan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi bayi.

IMD tidak hanya bermanfaat untuk mempermudah proses menyusui ASI. Tetapi juga diperlukan sebagai momen perkenalan dengan bayi untuk memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.

Alat bantu ibu untuk inisisasi menyusu dini ( ABI untuk IMD ). Dengan adanya inovasi ini maka proses IMD bisa dilaksanakan dikamar operasi. Secara tidak langsung maka inovasi ini dapat meningkatkan capaian pemberian ASI eksklusif di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Sesuai data yang diperoleh setiap bulan, capaian IMD di GBPT mengalami peningkatan. Capaian IMD mengalami peningkatan menjadi 70 %. Secara tidak langsung berpengaruh terhadap capaian ASI eksklusif. Berdasarkan data yang diperoleh capaian ASI eksklusif yang awalnya 60 % menjadi 98%. Dari data tersebut maka bisa disimpulkan bahwa inovasi tersebut berhasil meningkatkan ASI eksklusif di RSUD Dr Soetomo Surabaya pada tahun 2022.Selama inovasi ini digunakan di GBPT mulai 01 April 2022 sampai dengan sekarang, maka capaian IMD mengalami peningkatan secara signifikan. Ibu melahirkan secara section caesarea dapat melakukan IMD tanpa kendala. Hal tersebut dapat meningkatkan produksi hormon oksitosin yang dapat melancarkan produksi ASI. Sesuai dengan UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis. Bila bayi tidak mendapat ASI eksklusif, berisiko sampai dengan kematian(Kemenkes,2010). Walaupun sederhana dan murah, namun efektivitasnya jelas.

ABI ( Alat Bantu Ibu ) untuk IMD ( Inisiasi Menyusu Dini ) ini adalah ide murni dari inovator dan belum ada di pasaran. Selain nyaman dipakai, inovasi ini juga mudah dijangkau. Hal tersebut dikarenakan harganya yang murah dan mudah di dapat. ABI ( Alat Bantu Ibu ) untuk IMD ( Inisiasi Menyusu Dini ) mudah dilakukan replikasi dibeberapa tempat. Inovasi bisa digunakan pada masyarakat luas selain di lingkungan RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Proses replikasi juga lebih mudah karena design inovasi yang sederhana dan bahan yang mudah didapat.

Pengambilan sampel dari data atau populasi sudah ditentukan sehingga hasil akan dipastikan akurat. Total sampling dilakukan dengan mengambil seluruh populasi sebagai sampel. Sehingga tidak ada elemen yang diabaikan atau dihilangkan dalam pengambilan sampel. Sampel bersifat representativitas, karena populasi diambil sebagai sampel. Sehimgga dapat dipastikan bahwa sampel yang diambil merepresentasikan populasi secara keseluruhan. Karena data yang diambil berasal dari seluruh popolasi, maka analisis data menjadi lebih mudah dan akurat. Selain itu, pada tehnik ini juga terdapat tujuan yang jelas dari pelaksanaan metode untuk mendapatkan hasil akhir dari sebuah penelitian. Pada proses pengukuran ini maka semua bayi baru lahir dengan kondisi bugar akan dilakukan IMD dengan menggunakan ABI ( Alat Bantu Ibu ) untuk IMD ( Inisiasi Menyusu Dini ). Proses pengukuran dilakukan mulai tanggal 01 April 2022 sampai dengan 30 April 2024. Capaian IMD mengalami kenaikan yang signifikan mulai 20 % menjadi 80 %.

link deskripsi ABI 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun