Mohon tunggu...
Okta Bagas Ramadhani
Okta Bagas Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Okta Bagas Ramadhani, seorang mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember. Saya memiliki hobi bermain game dan menonton film atau serial televisi. Saya menyukai topik berita atau informasi yang berkaitan dengan sains, teknologi, arsitektur, sepak bola, film dan game.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Free Riding: Mengapa Barang Publik Terancam dan Bagaimana Solusinya?

7 Mei 2024   16:20 Diperbarui: 7 Mei 2024   23:56 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jember, 7 Mei 2024 – Barang publik, seperti jalan raya, taman, dan keamanan publik, merupakan elemen vital dalam kehidupan masyarakat. Namun, keberlanjutan barang publik terancam oleh fenomena "free riding", di mana orang-orang menikmati manfaat tanpa berkontribusi pada biayanya. Salah satu contoh penyimpangan yang terjadi di yaitu  seseorang yang menikmati berbagai fasilitas dan layanan public, tetapi tidak membayar pajak, padahal memenuhi syarat sebagai wajib pajak. Sebelum berkelana lebih jauh mengenai fenomena free riding, alangkah lebih baik kita mengetahui apa itu barang publik.

 

Konsep Barang Publik: Memahami Keberadaannya dan Pentingnya bagi Masyarakat

Barang publik merupakan konsep penting dalam ilmu ekonomi dan kebijakan publik. Barang publik adalah barang yang dikonsumsi individu tetapi tidak mengurangi jumlah konsumsi oleh individu lainnya. Barang publik tidak dikecualikan siapa saja yang bisa memakai atau mengkonsumsinya dan tidak perlu mengelurkan biaya untuk mengkonsumsinya, Mangkoesoebroto dalam Maulida (2017). Barang publik berbeda dengan barang privat, yang dapat dimiliki dan dikonsumsi oleh individu secara eksklusif. Barang publik memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang lain.

Karakteristik Utama Barang Publik

  • Non-eksklusif: Konsumsi barang publik tidak dapat dibatasi. Artinya, semua orang dapat menggunakannya, terlepas dari apakah mereka membayar atau tidak. Contohnya, taman, jalan raya, dan keamanan publik.
  • Non-rival: Konsumsi satu orang tidak mengurangi ketersediaan barang publik bagi orang lain. Contohnya, lampu jalan yang dinyalakan oleh satu orang tidak mengurangi manfaat cahaya bagi orang lain.

Setelah mengetahui karakteristik utama barang publik, berikut ini adalahh jenis-jenis barang publik berdasarkan klasifikasinya.

Jenis-jenis Barang Publik

  • Murni: Barang publik murni memiliki kedua karakteristik non-eksklusif dan non-rival. Contohnya, udara bersih dan keamanan publik.
  • Campuran: Barang publik campuran memiliki salah satu atau kedua karakteristik non-eksklusif dan non-rival. Contohnya, taman yang memiliki kapasitas terbatas (non-rival) dan dapat dibatasi penggunaannya (eksklusif) dengan biaya masuk.

Dengan mengetahui jenis-jenis barang publik, berikut ini adalah pentingnya pengadaan dan pemenuhan barang publik bagi masyarakat.

Pentingnya Barang Publik

  • Memenuhi Kebutuhan Dasar: Barang publik menyediakan kebutuhan dasar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi secara individu, seperti keamanan, pendidikan, dan kesehatan.
  • Meningkatkan Kesejahteraan: Barang publik meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi.
  • Mempromosikan Kesetaraan: Barang publik dapat membantu mengurangi kesenjangan dan meningkatkan aksesibilitas bagi semua orang.

Setelah mengetahui urgensi pemenuhan barang publik bagi masyarakat, berikut ini adalah tantangan dalam pengelolaan barang publik yang mungkin dianggap kecil bagi masyarakat akan tetapi dapat menghasilkan efek snowball bagi keberlangsungan negara, yaitu fenomena " Free Riding".

Apa itu "Free Riding"?

"Free Riding" terjadi ketika individu atau kelompok mendapatkan manfaat dari barang publik tanpa membayar atau berkontribusi secara proporsional. Contohnya, orang yang tidak membayar pajak mungkin tetap menggunakan jalan raya yang dibangun dengan uang pajak. Fenomena ini dapat membebani pengguna yang membayar dan menghambat kelanjutan penyediaan barang publik.

Dampak Negatif "Free Riding"

"Free Riding" dapat berakibat fatal bagi barang publik. Berikut beberapa dampak negatifnya:

  • Membebani Pengguna yang Membayar: Pengguna yang patuh membayar biaya barang publik harus menanggung beban lebih besar karena "free riding".
  • Menurunkan Kualitas Layanan: Kurangnya kontribusi dapat menyebabkan kurangnya dana untuk pemeliharaan dan perbaikan barang publik, sehingga kualitasnya menurun.
  • Merusak Rasa Keadilan: "Free Riding" dapat menimbulkan rasa tidak adil bagi pengguna yang membayar dan dapat merusak kepercayaan terhadap sistem.
  • Mengancam Keberlanjutan: Jika "free riding" terus berlanjut, barang publik bisa menjadi tidak berkelanjutan dan akhirnya runtuh.

Solusi Inovatif untuk Mengatasi "Free Riding"

Mengatasi "free riding" membutuhkan upaya kolektif dan solusi inovatif. Berikut beberapa pendekatan yang dapat dipertimbangkan:

  • Edukasi dan Kesadaran: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya berkontribusi pada barang publik.
  • Penegakan Hukum: Menerapkan aturan dan sanksi tegas untuk mencegah "free riding".
  • Teknologi: Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan barang publik.
  • Model Bisnis Baru: Mengembangkan model bisnis baru yang dapat menarik partisipasi masyarakat dalam pembiayaan dan pengelolaan barang publik.

 

Barang publik merupakan elemen penting dalam kehidupan masyarakat dan memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Memahami karakteristik, jenis, dan pentingnya barang publik dapat membantu kita dalam merumuskan kebijakan yang tepat untuk pengelolaan barang publik yang efektif dan berkelanjutan. Menerapkan solusi-solusi tersebut bukan tanpa tantangan. Diperlukan komitmen kuat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Namun, dengan kolaborasi dan inovasi, "free riding" dapat diatasi dan barang publik dapat dilestarikan untuk generasi mendatang. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan barang publik. Dengan berkontribusi secara proporsional, baik melalui pembayaran pajak, partisipasi aktif, atau ide-ide kreatif, kita dapat bersama-sama mengatasi "free riding" dan memastikan barang publik berkualitas tinggi untuk semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun