Mohon tunggu...
Oktavia Wijaya
Oktavia Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Travel Enthusiast🍃 □ 📝 www.aivatko.com □📷www.instagram.com/oktaav

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tulisan Singkat dari dan untuk Calon Orang Tua

26 Maret 2019   15:52 Diperbarui: 26 Maret 2019   16:36 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak saat itu aku bertekad, ketika aku menjadi orang tua, menjadi seorang ibu, aku tidak mau membatasi hidup anak dengan ekspektasi orang tuanya. Menurutku, anak adalah seorang individu yang berhak memilih hidupnya sendiri, apalagi ketika sudah dewasa. Aku akan mendukung cita-citanya kelak, selama tidak bertentangan dengan agama dan norma sosial.

---

Kamu tahu kan Najwa Shihab dan Maudy Ayunda? Dua wanita cerdas ini berbincang di Catatan Najwa mengenai keputusan study Maudy Ayunda di Stanford University. Senang sekali melihat kedua individu ini. Mereka sukses di bidangnya masing-masing karena mereka tahu apa yang mereka mau.

Maudy Ayunda bercerita bahwa sejak kecil dia dilibatkan dalam pemilihan keputusan, dia diajarkan untuk bisa memecahkan masalah disertakan dengan alasannya. Meskipun masih kecil, Maudy dibiasakan untuk berpendapat, diajak berdiskusi, diajak berpikir kritis, hingga akhirnya menjadi pribadi mengagumkan.

Mbak Nana juga. Beliau bercerita sejak kecil diharuskan untuk memutuskan pilihan, salah satunya untuk masuk SMP Islam atau SMP Negeri. Sejak kecil diajarkan untuk berani mengambil keputusan besar, berdasarkan pertimbangan yang matang.

See? Apakah dengan membiarkan anak memilih jalur hidupnya sendiri akan membuat anak tersebut tidak sukses? Anak yang disediakan jalan mulus oleh orang tuanya hanya akan berjalan dan sampai ke tujuan, tapi anak yang dibiarkan memilih jalannya sendiri akan menikmati prosesnya dan akan lebih mengenal dirinya sendiri.

---

Ada banyak bentuk perlakuan orang tua kepada anak yang sebenarnya membuat anak tidak bisa ekspresif. Mungkin harus memilih jurusan kuliah yang diinginkan orang tua hanyalah satu dari sekian banyak kenyataan hidup yang harus dijalani anak. Beberapa diantaranya bisa menerima dan menjalaninya dengan lapang dada, tapi tak jarang yang memendam perasaan kesal tersebut dan berujung depresi.

Dampak buruknya, hubungan anak dan orang tua pun akan renggang. Anak akan tertutup kepada orang tuanya. Mereka merasa sulit berkomunikasi dan membina hubungan baik dengan orang tuanya. Orang tua tidak lagi menjadi sosok hangat dan penyayang di mata mereka, tapi sosok tegas, keras dan pemaksa.

Menurut penelitian dari University of Vermont, aturan yang terlalu ketat kepada anak bisa menyebabkan anak menjadi tertekan dan memiliki perilaku kejam terhadap teman ketika dewasa. Anak juga bisa menjadi pembangkang dan penentang jika terus-terusan dibiarkan dalam kondisi tersebut. 

Sebenarnya jika dikomunikasikan dengan baik, mungkin orang tua dan anak bisa mengambil jalan tengahnya. Negosiasi juga bisa menjadi pilihan bagi orang tua dan anak, asalkan dihadapi dengan kepala dingin. Orang tua dan anak harus menahan ego masing-masing, sehingga kesepakatan dari hasil komunikasi yang baik akan didapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun