"Kami memahami, bahwa kami bukan manusia super, bukan manusia yang sempurna. Kami tetap berusaha sekuat tenaga. Dengan apa yang kami miliki. Kami yakin bisa mengevakuasi seluruh korban. Bapak Ibu..."
Kepala Basarnas, M Syauki terdiam. Tidak melanjutkan perkataannya. Nada suaranya tidak stabil, matanya berkaca-kaca. "Setiap hari melihat....", beliau berusaha melanjutkan perkataannya. "Saya di lapangan, di laut", kalimat itu kembali terhenti.
Berusaha keras menahan air mata, beliau kalah. Air matanya jatuh. Setelah menenangkan diri, beliau meminta maaf. "Saya tidak menyerah."
Pemandangan haru itu terlihat di acara konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT-610.
Momen itu terjadi setelah keluh kesah beserta saran disampaikan pihak keluarga korban kepada petinggi yang dihadiri oleh Basarnas, TNI, Kementerian Perhubungan, KNKT dan DVI Polri. Pihak keluarga mencurahkan kesedihannya belum bisa menemukan jasad anggota keluarganya yang menjadi korban.
Penerbangan JT-610 dari Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang jatuh pada Senin 29 Oktober 2018. Sebanyak 188 orang yang terdiri dari 2 pilot, 5 awak kabin dan 181 penumpang dinyatakan meninggal dunia.
Saat ini, pencarian masih dilakukan baik puing-puing pesawat maupun korban. Pesawat Lion Air tersebut jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
Semua pihak berusaha keras untuk menemukan titik terang kejadian ini di bagiannya masing-masing termasuk Basarnas. Basarnas sudah berusaha keras untuk kejadian ini.
Atas kerja kerasnya, Basarnas mendapatkan apresiasi dari luar negeri atas penemuan bangkai pesawat Lion Air JT-610. Tidak mudah menemukan bangkai pesawat dalam waktu cepat di titik awal radius lokasi hilang pesawat karena areanya yang sangat besar.
Salah satu penyelam pernah mengungkapkan bagaimana dia berhenti sejenak ketika menemukan potongan kaki balita di laut saat pencarian korban. Beliau terpaku, teringat anaknya di rumah yang juga masih balita. Tapi beliau tersadar lagi untuk melanjutkan apa yang harus dikerjakan. Lihat? Betapa sebenarnya beban menjalani tugas kemanusiaan ini begitu berat.