Mohon tunggu...
Fahrunisa Okta
Fahrunisa Okta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Negeri Sebelas Maret. Hobi membaca novel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Whoosh: Kereta Api Cepat Indonesia dengan Segudang Daya Tarik Serta Kontroversi

31 Desember 2023   21:00 Diperbarui: 5 Januari 2024   12:30 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Whoosh, sebutan kereta cepat Jakarta-Bandung. Kereta ini mulai beroperasi pada 2 Oktober 2023. Teknisi not saat ini dipegang oleh Kereta Cepat Indonesia China atau disingkat KCIC. Whoosh 60% sahamnya dipegang oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, sementara sisanya dipegang oleh Perusahaan Internasional Kereta Api China dengan perantara Perusahaan Beijing Yawan HSR.

Whoosh memiliki lintasan Stasiun Tegalluar hingga Stasiun Halim. Whoosh juga merupakan kereta api dengan cepepatan tinggi pertama yang ada di Indonesia, Asia Tenggara, dan belahan bumi selatan. Dengan kecepatan 320km/jam, jarak tempuh 142,8km, dan waktu tempuh 46 menit, tak heran kereta ini diminati banyak orang, terutama bagi mereka para pekerja kantoran. Selain kecepatan yang tidak diragukan, kecanggihan dan kenyamana kerta ini bisa disandingkan dengan kereta luar negri. Terdapat tiga kelas layanan penumpang yakni, first class, business class, dan premium economy class, dengan setiap kursi sudah dapat diputar dan direbahkan. Selain itu, kereta ini memiliki fasilitas seperti, fasilitas restorasi, observasi, hiburan, dan bagasi.

Dengan segala kecanggihan dan kemewahan kereta ini, whoosh juga memiliki sejarah yang mengesankan. Dimulai dari Presiden Joko Widodo mengesahkan PP No.3 Tahun 2016 mengenai Proyek Strategis Nasional, memulai konstruksi, hingga penandatanganan pelayanan sarana dan prasarana dengan Presiden China, Xi Jinping. Selama proses pembangunan proyek, Mentri Perhubungan Indonesia, Budi Karya Sumadi, mengingatkan perusahaan kontraktor untuk segera menyelesaikan proyek kereta cepat ini. Namun, pembebasan lahan ternyata cukup banyak menyita waktu, hal ini menyebabkan pembangunan infrastruktur terhambat. Meski demikian, pembebasan lahan menurpakan prasyarat dari China Development Bank mencairkan dananya guna pembangunan proyek ini. Jadi pembebasan ini diharuskan 100% terkendali.

Fasilitas yang memadai, sejarah yang mengesankan, tentu membuat kereta api cepat ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menurut wikipedia.com, awalnya KCIC memperkirakan biaya pembangunan ini berkisar US$6,1 milyar atau Rp86,5 triliun pada saat itu. 

Namun, November 2020, KCIC mengumumkan pembekakan biaya sekitar US$2,5 milyar yang berarti total biaya berkisar US$8,6 milyar. Dari pihak kementerian BUMN mengatakan bahwa pembengkakan biaya proyek akan ditutup dengan pendanaan dari kerja sama pemegang saham serta pinjaman, dimana 25% dari pemegang saham, dan 75% pinjaman dari China. Karena pembengkakan ini, pada Oktober 2021 pihak yang menangani kereta api cepat ini, mengumumkan bahwa Stasiun Walini tidak masuk dalam jalur kereta api cepat, untuk mengefisienkan biaya pembangunan, dan menggeser rute stasiun ke Padalarang.

Setelah serangkaian proses yang panjang, pada akhirnya Whoosh resmi melakukan uji coba perdana jalur kereta cepat Jakarta--Bandung pada 18 Mei 2023. Selanjutnya pada 16--30 September 2023, KCIC membuka uji coba perdana gratis bagi masyarakat umum. Dan Whoosh resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023.

Adanya kereta api cepat membuat gempar masyarakat Indonesia, kekaguman dan ketertarikan ingin menaiki kereta ini dirasakan oleh warga pribumi. Antusiasme ini sebanding dengan dampak positifnya. Hal tersebut antara lain seperti, peningkatan efisiensi transportasi, stimulasi ekonomi, reduksi emisi gas rumah kaca, peningkatan konektifitas regional, serta peningkatan mobilitas penduduk. Namun, perlu diingat proyek ini juga dapat menimbulkan tantangan seperti dampak lingkungan, pengelolaan lahan, dan aspek keuangan yang perlu dikelola secara bijak.

Ternyata kegemparan bukan hanya mendatangkan kekaguman dan ketertarikan saja, muncul pula kritik dari meraka golongan pengamat. Kritik yang pada akhirnya menimbulkan kontroversi terhadap proyek ini. Salah satu kritik disampaikan oleh Ignasius Jonan yang di unggah oleh kompas.com. Menurut beliau pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung hanya berorientasi pada Pulau Jawa, selain itu tidak ketidakefisienan Whoosh karena untuk ukuran kereta cepat jarak tersebut terlalu singkat. Walaupun memberikan kritik, Ignasius juga mengatakan bahwa kementerian perhubungan tidak akan mempersulit perizinan, asalkan seluruh persyaratannya dipenuhi, salah satunya ialah masa konsesi 50 tahun dihitung setelah penandatanganan kesepakatan, bukan dari hari pertama operasional. Beliau khawatir kasus Jakarta Eco Transport akan terulang lagi, dan mengancam mencabut perizin apabila proyek ini berhenti di tengah jalan.

Kritik paling vokal yang hingga saat ini masih beredar diperbincangkan ialah mengenai pembengkakan biaya. Kritik ini tercurahkan saat pemerintahan mengucurkan APBN sebesar Rp3,4 Triliun untuk menutupi cost overrun selama proses pembangunan kereta cepat ini. Saat pihak KCIC mendapat gelontoran dana dari APBN, pemerintah menuai kontroversi serta Presiden Jokowi juga dianggap "ingkar janji" oleh masyarakat dan media massa. Kritik ini tertuai karena masyarakat serta media masa menganggap jika KCIC adalah proyek business to business sehingga pembiayaan harusnya tidak menggunakan dana dari APBN. Saat kritik muncul tak terelakan, pemerintah beralasan bila gelontoran dana APBN tersebut dilakukan karena masih berada dalam pandemi Covid-19, terganggunya arus kas para pemegang sahan, perubahan kondisi dan desain geografi di proyek, serta melambungnya harga tanah per meter persegi. 

Whoosh sebenarnya China dept trap, yakni anggapan bahwa kita akan terjebak dengan taktik China sehingga kita kehilangan seluruh aset kita. Anggapan ini muncul bukan hanya sekedar analisa belaka, namun sudah ada contoh yang membuat was-was sehingga konspirasi ini muncul. Negara Srilanka pernah diberikan piutang oleh China untuk pembangunan Pelabuhan Hambanyota. Karena gagal membayar hutang, Srilanka harus menyerahkan pelabuhan beserta asetnya ke China. Hal ini lah yang memunculkan anggapan apakah kita akan sama dengan Srilanka.

KCIC 75% dana diambil dari China Development Bank (CDB). Proyek ini kita cari pinjaman dengan tenor 30 tahun dan bunga 3,4%, padahal para ekonom mengatakan bahwa jika Whoosh hanya menjual tiket, balik modal butuh 40 tahun. Sehingga untuk mengatasi hal ini, alangkah baiknya Whoosh tidak hanya menjual tiket, tapi juga membuat bisnis modal diluar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun