Mohon tunggu...
Okta Chandra RK
Okta Chandra RK Mohon Tunggu... Guru - Pengisi Materi di Belajar Bareng Okta Channel

Suka matematika, sekaligus mengajar matematika. Saya juga mengelola blog mathclinic.my.id dan juga channel youtube belajar bareng okta yang berisi seputar matematika. Saya juga sedang mengembangkan blog ladangilmu.my.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tribun Tragedi

8 Oktober 2022   16:01 Diperbarui: 8 Oktober 2022   16:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Okta Chandra RK 

Orang-orang berhamburan, panik
gas itu membuat pelik
Nafas sesak tersengal mata pun mendelik
Menahan perih yang mengusik

Semakin ricuh di tribun
Berebut berdesakan berlarian tertimbun
Pintu hanya satu untuk orang bejibun
Membuat semua orang minta ampun

Tua muda pria wanita berteriak
Mencari pertolongan karena sesak
Bencana tak bisa terelak
Akibat dari gas yang sengaja ditembak

Tragedi, mengenaskan, menyesakkan memalukan
Apakah nyawa sudah tak diperlukan
Bertindak tanpa memikirkan kemungkinan
Kemungkinan terburuk bila keputusan itu dilakukan

Sedih, miris, tragis mengiris
Siapa yang salah tak ada yg menggubris
Nyawa yang melayang meninggalkan tangis
Apakah hati ini sudahlah terlalu bengis

Seharusnya itu menghantui pelaku
Membayangi setiap mimpi dan perenunganmu
Apa hati sudah sekeras batu
Hingga kematian orang lain tak menghadirkan sendu

Kemana perginya empati
Kemana hilangnya simpati
Mengapa dengan mudahnya membuat mati
Mau dibawa kemana hidup ini

Didunia mungkin kalian selamat
Merasakan kemewahan dan berbagai nikmat
Tapi lihat nanti di akhirat
Allah akan membalasnya dengan amat sangat

Baca juga: Malam Ini Tenang

Tragedi dan misteri
Hilangnya hati nurani
Mementingkan kepentingan diri
Tak peduli bila yang lain mati

Ya Allah, jagalah negeri ini
Kembalikanlah kebenaran yang sejati
Lindungilah orang-orang yang baik hati
Hukumlah orang-orang yang tak punya hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun